Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas
A.
Pengertian
Disiplin
Kata disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina”
yang merujuk kepada belajar dan mengajar. Kata ini berasosiasi sangat dekat
dengan istilah “disciple” yang berarti mengikuti orang belajar di bawa
pengawasan seorang impinan. Disiplin adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu
pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapapun (AsyMas’udi,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Yogyakarta: PT TigaSerangkai, 2000).
Sedangkan The Liang Gie (1972) memberikan pengertian disiplin sebagai suatu
keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk
pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang.
Adapun menurut kamus umum Bahasa Indonesia, W.J.S
Poerwadarminta, istilah disiplin mengandung pengertian sebagai berikut : -
Latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu
mentaati tata tertib di sekolah. - Ketaatan pada aturan dan tata tertib.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka dapatlah penulis katakan bahwa
disiplin adalah rasa tanggung jawab dari pihak murid berdasarkan kematangan
rasa sosial untuk mematuhi segala aturan dan tata tertib di sekolah sehingga
dapat belajar dengan baik. Dan juga disiplin bukan hanya suatu aspek tingkah
laku siswa di dalam kelas/sekolah saja, melainkan juga di dalam kehidupannya di
masyarakat sehari-hari. Dengan demikian anak yang tidak mengenal disiplin akan
cenderung menjadi anak nakal/pembangkang, oleh karena itu pembentukan disiplin
adalah sejalan dengan pendidikan watak.
Di dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang
pengertiannya hampir sama tetapi
terbentuknya satu sama lain merupakan urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin
dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban.
Diantara kedua istilah tersebut terlebih dahulu termasuk pengertian ketertiban,
baru kemudian pengertian disiplin (Suharsimi: 114).Ketertiban merajuk kepada
ketertiban seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong
atau di sebabkan oleh sesuatu yng datang dari luar. Disiplin atau siasat
merujuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib
karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya. Disiplin
kelas adalah keadaan tertib dalam suatu kelas yang di dalamnya tergabung guru
dan siswa taat kepada tata tertib yang telah ditetapkan (Dirjen PUOD dan Dirjen
Diknasmen, 1996: 10).
Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan
pengendalian diri sesseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Disiplin merupakan
sikap mental. Disiplin pada hakikatnya adalah pernyataan sikap mental dari
individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan yang
didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka
pencapaian tujuan. Dengan disiplin dimaksudkan sebagai upaya untuk mengatur
perilaku anak dalam mencapai tujuan pendidikan, karena ada perilaku yang harus
dicegah atau dilarang, dan sebaliknya, harus dilakukan. Pembentukan disiplin
pada saat sekarang bukan sekedar menjadikan anak agar patuh dan taat pada
aturan dan tata tertib tanpa alasan sehingga mau menerima begitu saja,
melainkan sebagai usaha mendisiplinkan diri sendiri (self discipline). Artinya
ia berperilaku baik, patuh dan taat pada aturan bukan karena paksaan dari orang
lain atau guru melainkan karena kesadaran dari dirinya.
Disiplin bukanlah kepatuhan lahiriah, bukanlah
paksaan, bukanlah ketaatan pada otoritas gurunya untuk menuruti aturan.
Disiplin adalah suatu sikap batin, bukan kepatuhan otomatis. Siswapun
bertanggung jawab untuk menciptakan suasana kelas yang baik. Suasana kelas yang
tidak tegang, ada kebebasan tapi ada pula kerelaan mematuhi peraturan dan tata
tertib sekolah.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa disiplin adalah ketaatan dan ketepatan pada suatu aturan yang dilakukan
secara sadar tanpa adanya dorongan atau paksaan pihak lain atau suatu keadaan
di mana sesuatu itu berada dalam tertib, teratur dan semestinya serta tiada
suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sikap disiplin yang dilakukan oleh seseorang
sebenarnya adalah suatu tindakan untuk memenuhi tuntutan nilai tertentu.
Nilai-nilai tersebut dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Nilai-nilai
keagamaan atau nilai-nilai kepercayaan
Nilai
ini diyakini kebenarannya sehingga melahirkan tindakan-tindakan disiplin yang
penuh ketulusan unuk berkorban. Contoh : kewajiban sholat lima waktu dan puasa
selama satu bulan pada bulan Romadhon
bagi umat islam, tidak melakukan aktivitas apapun kecuali berdoa selama satu
hari pada hari Raya Nyepi bagi umat hindu, dan sebagainya.
2. Nilai-nilai
tradisional
Nila-nilai
ini melahirkan tindak-tanduk pantangan yang kebanyakan tidak masuk akal dan
mengandung misteri. Contoh : pantanagan makan kaki ayam kalau tulisannya ingin baik; pantangan
menduduki bantal; sialnya angka 13; pantangan menanam bunga Baugenvill di depan
rumah bagi yang memiliki anak gadis dan sebagainya.
3. Nilai-nilai
kekuasaan
Nilai
ini bersumber dar penguasa yang melahirkan tindak-taduk disiplin demi
terlaksananya tata kepemimpinan menurut kehendak penguasa. Nilai ini biasanya
diikuti sanksi bagi yang tidak melaksanakannya. Contoh : harus membayar upeti;
harus jongkok bila peguasa datang, dan sebagainya.
4. Nilai-nilai
subjektif
Pengakuan
dari nilai ini berdasarkan penilaian pribadi yan melahirkan tindak-tanduk yang
egosentrik. Contoh: menurut pendapat
saya hal ini tidak benar karena Pak Kiai tidak mengatakannya; katanya hal
tersebut dilarang karena Pak Lebe menyatakan hal seperti itu, dan sebagainya.
5. Nilai
rasional
Nilai
yang memberikan penjelasan dan alasan perlu tidaknya dilakukan tindak-tanduk
disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh: Jika ingin berhasil
dengan baik dalam sekolah maka harus rajin belajar; jika ingin selamat maka
semua pengguna jalan harus mentaati peraturan lalu lintas dan sebagainya.
Kaitannya dengan disiplin sekolah atau kelas, maka
tindak-tanduk yang diharapkan adalah tindak tanduk yang mencerminkan kepatuhan
dari berbagai nilai yang disepakati oleh semua, baik siswa, guru dan
karyawannya yang tertuang dalam tata tertib sekolah atau kelas.
B.
Bentuk-Bentuk
Disiplin
Ada
4 jenis disiplin utama siswa di sekolah antara lain:
1. Disiplin
berpakaian
Setiap
jenjang sekolah memiliki aturan berpakaian secara umum dan khusus. Misalnya,
seragam harian wajib untuk anak sekolah dasar adalah baju putih dan celana/rok
berwarna merah.
Namun
pada hari tertentu ada pula seragam khusus yang diberlakukan di sekolah dasar
tersebut. Misalnya pakaian muslim, pakaian khusus seragam batik, dll.
2. Disiplin
berpenampilan
Siswa
harus berpenampilan sesuai dengan aturan berpenampilan yang ada di sekolah.
Misalnya: aturan mengenai rambut siswa laki-laki, pemakaian asesoris, berbicara
dan bersikap terhadap teman dan guru,dll.
3. Disiplin
belajar
Disiplin
belajar berkaitan dengan aturan dan prosedur tentang kegiatan belajar selama
mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Misalnya, waktu mulai kegiatan belajar,
waktu istirahat dan waktu berakhirnya jam belajar di sekolah.
4. Disiplin
lingkungan
Disiplin
lingkungan adalah aturan yang ditetapkan kepada siswa untuk mengelola
lingkungan sekolah dan kelas. Misalnya, disiplin piket harian di kelas untuk
membersihkan lingkungan kelas sebelum jam belajar dimulai.
Siswa
yang melanggar disiplin sekolah akan mendapat sanksi berupa teguran, peringatan,
pemanggilan orangtua siswa, dll.
Bentuk- Bentuk
Disiplin Belajar Siswa:
1. Disiplin
siswa dalam menentukan dan menggunakan cara atau strategi belajar
Keberhasilan
siswa dalam studinya dipengaruhi oleh cara belajarnya. Siswayang memiliki cara
belajar yang efektif memungkinkan untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih
tinggi dari pada siswa yang tidak mempunyai cara belajar yang efektif.
Untuk
belajar secara efektif dan efisien diperlukan kesadaran dan disiplin tinggi
setiap siswa. Belajar secara efektif dan efisien dapat dilakukan oleh siswa
yang berdisiplin. Siswa yang memiliki disiplin dalam belajarnya akan berusaha
mengatur dan menggunakan strategi dan cara belajar yang tepat baginya. Jadi
langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektif dan
efisien adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa
belajar adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan tidak
menggantungkan nasib pada orang lain.
Hal
ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan belajar akan lebih berhasil apabila
kita memiliki :
a.
Kesadaran atas tanggung jawab
belajar,
b.
Cara belajar yang efisien,’
c.
Syarat-syarat yang diperlukan ( Oemar
Hamalik, Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito,2005)
Selain
memiliki strategi belajar siswa yang tepat, siswa juga perlu memperhatikan
metode atau cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dalam belajarnya.
Seperti yang kita ketahui belajar bertujuan untuk mendapat pengetahuan, sikap,
kecakapan dan keterampilan. Cara yang demikian itu jika dilakukan dengan penuh
kesadaran dan disiplin tinggi maka akan menjadi suatu kebiasaan, dan kebiasaan
dalam belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Demikianlah
cara-cara belajar yang perlu diperhatikan oleh setiap siswa, karena dengan
memiliki cara belajar yang baik akan membantu siswa dalam mencapai prestasi
yang tinggi, dan cara tersebut dapat dilaksanakan dengan baik secara teratur
setiap hari, apabila siswa memiliki sikap disiplin. Jadi siswa yang pada
dirinya tertanam sikap disiplin akan selalu mencari dan menentukan cara belajar
yang tepat baginya.
2. Disiplin
terhadap pemanfaatan waktu
a. Cara
mengatur waktu belajar
Salah
satu masalah yang sering dihadapi oleh pelajar atau siswa adalah banyak pelajar
atau siswa yang mengeluh kekurangan waktu untuk belajarnya, tetapi mereka
sebenarnya kurang memiliki keteraturan dan disiplin untuk mempergunakan waktu
secara efisien. Banyak waktu yang terbuang-buang disebabkan karna mengobrol
omongan-omongan yang tidak habis-habisnnya. Sikap yang demikian itu harus
ditinggalkan oleh siswa karena yang demikian itu tidak bermanfaat baginya.
Tidak
dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai kesuksesan dalam
hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin memanfaatkan
waktunya. Dalam ajaran Islam disiplin dalam pemanfaatan waktu sangat
dianjurkan, disiplin bukan hanya dalam pemanfaatan waktu belajar saja, tetapi
disiplin perlu juga dilakukan oleh setiap orang dalam setiap waktu dan
kesempatan.
Dalam
belajar pemanfaatan waktu secara baik dan dikerjakan dengan baik dan tepat
waktu adalah merupakan hal yang terpuji. Dari uraian di atas dapat dipahami
bahwa penggunaan atau pamanfaatan waktu dangan baik menumbuhkan disiplin dalam
mempergunakan waktu secara efisien.
b. Pengelompokan
waktu
Banyak
siswa yang belajarnya kurang dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya
karena tidak membagi-bagi waktunya untuk macam-macam keperluan, oleh karna itu,
berbagai segi dan teknik untuk mengatur pemakaian waktu perlu dipahami sebagai
langkah untuk mengembangkan keterampilan mengelola waktu studi.
c. Penjatahan
waktu belajar.
Setiap
siswa perlu mengadakan prinsip belajar secara teratur dan untuk belajar secara
teratur setiap hari harus mempunyai rencana kerja. Agar siswa tidak banyak
membuang waktu untuk memikirkan mata pelajaran yang akan dipelajari suatu saat
dan apa yang harus dikerjakannya. Oleh karena itu agar siswa tidak dihinggapi
keraguan-raguan terhadap apa yang hendak dipelajarinya maka ia harus punya
rencana kerja atau daftar waktu dalam belajar.
Adapun
cara untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut :
1)
Memperhitungkan waktu setiap hari
untuk keperluan-keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olah raga dan
lain-lain.
2)
Menyelidiki dan menentukan
waktu-waktu yang tersedia setiap hari.
3)
Merencanakan peggunaan belajar itu
dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajaran dan urutan-urutan yang harus
dipelajari
4)
Menyelidiki waktu-waktu mana yang
dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik
5)
5) Berhematlah dengan waktu, setiap siwa
janganlah ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga belajar.
3. Disiplin
terhadap tugas
a. Mengerjakan
tugas rumah
Salah
satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Sejalan dengan pendapat yang
mengatakan bahwa : “Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes atau ulangan
atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat atau mengerjakan
latihan-latihan yang ada dalam buku ataupun soal-soal buatan sendiri” (Slameto,
Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,2003)
Berdasarkan
pendapat tersebut di atas maka, tugas itu dapat berupa tes atau ulangan dan
juga dapat berupa latihan-latihan soal atau pekerjaan rumah. Jika siswa
mempunyai kebiasaan untuk melatih diri mengerjakan soal-soal latihan serta
mengerjakan pekerjaan rumah dengan disiplin, maka siswa tersebut tidak akan
terlalu kesulitan dalam belajarnya, serta dapat dengan mudah mengerjakan setiap
pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
b. Mengerjakan
tugas di sekolah
Adapun
tugas di sekolah mencakup mengerjakan latihan-latihan tes atau ulangan harian,
ulangan umum ataupun ujian, baik yang tertulis maupun lisan. Dalam menghadapi
tugas-tugas di atas perlu dilaksanakan langkah-langkah persiapan sebagai
berikut :
1)
Hindarilah belajar terlalu banyak
pada saat-saat terakhir mengerjakan tes (semua bahan hendaknya sudah siap
jauh-jauh sebelumnya).
2)
Pelajarilah kembali bahan yang sudah
pernah didapat secara teratur sehari atau dua hari sebelumnya.
3)
Buatlah suatu ringkasan atau garis
besar tentang bahan yang sedang dipelajari kembali itu.
4)
Pelajarilah juga latihan soal dan
hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan.
5)
Peliharalah kondisi kesehatan.
6)
Konsentrasikan seluruh perhatian
terhadap tugas yang akan ditempuh.
7)
Siapkanlah segala alat atau
perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dan jika diperlukan syarat-syarat
tertentu, bereskanlah seawal mungkin.
4. Disiplin
terhadap tata tertib.
Didalam
proses belajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib sangat penting untuk
diterapkan, karena dalam suatu sekolah yang tidak memiliki tata tertib maka
proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar sesuai dengan
rencana. Antara peraturan dan tata tertib merupakan suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan sebagai pembentukan disiplin siswa dalam mentaati peraturan di
dalam kelas maupun diluar kelas.
Untuk
melakukan disiplin terhadap tata tertib dengan baik, maka guru bertanggung
jawab menyampaikan dan mengontrol berlakunya peraturan dan tata tertib
tersebut. Dalam hal ini staf sekolah atau guru perlu terjalinnya kerja sama
sehingga tercipta disiplin kelas dan tata tertib kelas yang baik tampa adanya
kerja sama tersebut dalam pembinaan disiplin sekolah maka akan terjadi
pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertib sekolah serta terciptanya
suasana balajar yang tidak diinginkan.
Dengan
demikian untuk terciptanya disiplin yang harmonis dan terciptanya disiplin dari
siswa dalam rangka pelaksanaan peraturan dan tata tertib dengan baik, maka di
dalam suatu lembaga atau lingkungan sekolah perlu menetapkan sikap disiplin
terhadapsiswa, agar tercipta proses belajar mengajar yang baik.
Dafta
Rujukan
Rachman,
Maman. (1998). Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Abdul,
Majid. 2013. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
bingung mau komentar apa lgi ni kak, soalnya ni dipaksa sama adek nya kakak
BalasHapustpi bagus lh kak sangat bermanfaat bagi saya
Terima kasih
HapusTrimakasih telah berbagi informasi, materi ini sangat bermanfaat bagi saya
BalasHapusTerima kasih
Hapusmaterinya bagus
BalasHapusTerima kasih
HapusMaterinya sangat bermanfaat sekali 👍
BalasHapusTerima kasih
Hapus