Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas
A.
Sumber
Pelanggran Disiplin Kelas
Masalah disiplin adalah merupakan indikasi
penyimpangan perilaku dikalangan murid-murid misalnya: malas ke sekolah,
membuat keributan, suka berkelahi, dikatakan sebagai perilaku yang menyimpang
karena terjadi pelanggaran nilai, norma dan ketentuan yang berlaku, baik yang
ditetapkan oleh sekolah maupu yang ditetapkan oleh guru sendiri.
Munculnya perilaku yang menyimpang disebabkan oleh dua
faktor yaitu :
1. Faktor
Internal
Yaitu
faktor yang bersumber dari daam diri peserta didik yang disebabkan karena
inpilikasi perkembangannya sendiri, misalnya: kebutuhan yang tidak terpuaskan,
haus kasih sayang dari ke dua orang tuanya, kurang cerdas, dan sebagainya
2. Faktor
Eksternal
Faktor
yang bersumber dari luar diri murid, seperti : pelajaran yang sulit difahami,
cara guru mengajar tidak efektif, situasi kelas yang tidak nyaman dan
sebagainya. Untuk mengatasi perilaku yang menyimpang guru hendaknya mawas diri,
meningkatkan konsep pemahaman diri.
Terdapat
beberapa faktor atau sumber yang dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah
yang dapat mengganggu terpeliharanya disiplin kelas. Faktor-faktor tersebut
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori umum yaitu masalah-masalah yang
ditimbulkan guru, siswa, dan lingkungan (Hollingsworth, Hoover, 1991 : 69-71):
a. Masalah-masalah
yang ditimbulkan guru
Pribadi
guru sangat mempengaruhi terciptakan suasana disiplin kelas yang efektif. Guru
yang membiarkan peserta didik berbuat salah, tidak suka kepada peserta didik,
lebih mementingkan mata pelajaran daripada peserta didiknya, kurang menghargai
peserta didik, kurang senang, kurang rasa humor akan mengalami banyak gangguan
dalam kelas.
1)
Anak yang suka “membadut” atau
berbuat aneh yang semata-mata untuk menarik perhatian di kelas;
2)
Anak dari keluarga yang kurang
harmonis atau kurang perhatian dari orang tuanya;
3)
Anak yang sakit;
4)
Anak yang tidak punya tempat untuk
mengerjakan pekerjaan sekolah di rumah;
5)
Anak yang kurang tidur (karena melek
mata sepanjang malam);
6)
Anak yang malas membaca atau tidak
mengerjakan tugas-tugas sekolah;
7)
Anak yang pasif atau potensi rendah
yang datang ke sekolah sekedarnya;
8)
Anak yang memiliki rasa bermusuhan
atau menentang kepada semua peraturan;
9)
Anak memiliki rasa pesimis atau putus
asa terhadap semua keadaan;
10) Anak
yang berkeinginan berbuat segalanya dikuasai secara “sempurna”.
Sedangkan
gangguan disiplin yang datang dari kelompok peserta didik dapat berupa
ketidakpuasan dengan pekerjaan kelas; hubungan interpersonal lemah; gangguan
suasana kelompok; pengorganisasian kelompok lemah; emosi kelas dan perubahan
mendadak (Ornstein, 1990 : 71).
1) Ketidakpuasan
dengan pekerjaan kelas
Ketidakpuasan
ini dapat disebabkan oleh tugas yang terlalu mudah atau terlalu sulit; beban
terlalu ringan atau terlalu berat; penugasan cenderung kurang terbuka karena
mereka tidak siap; latihan pembelajaran bersifat verbal kurang menekankan pada
keterampilan dan manipulasi aktivitas; penugasan kurang terjadwal tidak
sistematis atau membingungkan.
2) Hubungan
interpersonal lemah
Hubungan
interpersonal lemah dapat disebabkan pengelompokkan didasarkan pertemanan atau
klik; peran kelompok sangat lemah.
3) Gangguan
suasana kelompok
Gangguan
suasana kelompok disebabkan oleh suasana tercekam; kompetitif yang
berkelebihan; sangat eksklusif (kelompok menolak individu yang tidak siap).
4) Pengorganisasian
kelompok lemah
Pengorganisasian
kelompok lemah ditandai oleh tekanan otokrasi yang berlebihan atau lemahnya
supervisi dan pengawasan; standar perilaku terlalu tinggi atau rendah; kelompok
diorganisir terlalu ketat (banyak aturan) atau terstruktur; pengorganisasian
kurang memperhatikan unsur perkembangan usia, latar belakang sosial, kebutuhan,
atau kemampuan anggota kelompok.
5) Emosi
kelompok dan perubahan mendadak
Emosi
kelompok dan perubahan mendadak dapat diakibatkan karena kelompok memiliki
watak temperamen kekhawatiran tinggi; kejadian depresi yang mendadak; ketakutan
atau kegemparan; kelompok dihinggapi rasa bosan, kurang berminat atau
emosionalnya lemah.
b. Masalah
yang ditimbulkan lingkungan
Langsung
atau tidak langsung lingkungan, situasi, atau kondisi yang mengelilingi peserta
didik merupakan masalah yang potensial menimbulkan terjadinya gangguan disiplin
kelas. Lingkungan, situasi, atau kondisi tersebut adalah :
1) Lingkungan
rumah/keluarga, seperti : kurang perhatian, ketidakteraturan, pertengkaran,
ketidak harmonisan, kecemburuan, masa bodoh, tekanan, sibuk urusannya masing-masing.
2) Lingkungan
atau situasi tempat tinggal, seperti : lingkungan kriminal, lingkungan bising,
lingkungan minuman keras.
3) Lingkungan
sekolah, seperti : kelemahan guru, kelemahan kurikulum, kelemahan manajemen
kelas, ketidaktertiban, kekurangan fasilitas.
4) Situasi
sekolah, seperti : hari-hari pertama dan hari-hari akhir sekolah (akan libur
atau sesudah libur), pergantian pelajaran, pergantian guru, jadwal yang
kaku/jadwal aktivitas sekolah yang kurang cermat, bau makanan dari cafetaria,
suasana gaduh dari praktik pelajaran musik/bengkel ruang sebelah.
Pada
kenyataannya sebab-sebab pelanggaran disiplin kelas itu sangat unik, bersifat
sangat pribadi, kompleks, dan kadang-kadang mempunyai latar belakang yang
mendalam lain daripada sebab-sebab yang nampak. Walaupun demikian, memang ada
juga yang sebab-sebabnya bersifat umum, misalnya :
1) Kebosanan
dalam kelas merupakan sumber pelanggaran disiplin. Mereka tidak tahu lagi apa
yang harus mereka kerjakan karena yang dikerjakan itu ke itu saja. Oleh karena
itu, harus diusahakan agar siswa tetap sibuk dengan kegiatan yang bervariasi
sesuai dengan taraf perkembangannya.
2) Perasaan
kecewa dan tertekan karena siswa dituntut untuk bertingkah laku yang kurang
wajar sebagai anak remaja
3) Tidak
terpenuhinya kebutuhan akan perhatian, pengenalan atau keberadaan pribadi
siswa/status.
Menurut
Arikunto (1990:137) macam-macam disiplin ditunjukkan dengan
tiga
perilaku yaitu:
1) Perilaku
kedisiplinan di dalam kelas,
2) Perilaku
kedisiplinan di luar kelas di lingkungan sekolah, dan
3) Perilaku
kedisiplinan di rumah.
B.
Peraturan
dan Tata Tertib Kelas
Disiplin merupakan hal penting yang harus ditanamkan
pada anak didik di sekolah sedini mungkin. Sekolah adalah tempat utama untuk
melatihkan dan memahami pentingnya disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
peraturan dan tata tertib kelas yang diterapkan setiap hari dan dengan kontrol
yang terus menerus maka siswa akan terbiasa berdisiplin.
Kelas harus mempunyai peraturan dan tata tertib.
Peraturan dan tata tertib kelas ini harus dijelaskan dan dicontohkan kepada
siswa serta dilaksanakan secara terus menerus. Peraturan dan tata tertib
merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada siswa.
Peraturan menunjuk pada patokan atau standar yang
sifatnya umum yang harus dipenuhi oleh siswa. Misal : siswa harus mendengarkan
dengan baik apa yang sedang dikatakan atau diperintahkan oleh guru; menulis
jawaban pertanyaan guru jika guru telah memerintahkannya; memberi jawaban jika
guru telah menunjuknya.
Tata tertib menunjuk pada patokan atau standar untuk
aktivitas khusus. Misal : penggunaan pakaian seragam; mengikuti upacara
bendera; peminjaman buku perpustakaan (Suharsimi Arikunto, 1993:122-123).
Peraturan dan tata tertib kelas untuk sekolah dasar
seperti yang tercantum dalam Petunjuk Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar
(Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996:79-81) antara lain harus memuat hal-hal
berikut ini.
1.
Masuk sekolah
a. Siswa
harus datang ke sekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran dimulai.
b. Menaruh
tas dan alat tulis lainnya di laci meja masing-masing kemudian keluar kelas.
c. Siswa
yang mendapat tugas jaga/piket harus hadir lebih awal.
d. Siswa
yang sering terlambat harus diberi teguran.
e. Siswa
yang tidak masuk karena alasan tertentu harus memberi tahu sebelum atau
sesudahnya secara lisan atau tulisan.
f. Guru
tidak boleh terlambat atau absen tanpa ijin.
2.
Masuk kelas
a. Siswa
segera berbaris di depan kelas ketika bel berbunyi.
b. Ketua
kelas menyiapkan barisan
c. Siswa
masuk kelas satu persatu dengan tertib dan duduk di tempatnya masing-masing.
d. Guru
memeriksa kerapian, kebersihan, dan kesehatan siswa satu persatu; kebersihan
kuku, kerapian rambut, kerapian dan kebersihan baju dan sebagainya.
3.
Di dalam kelas
a. Berdo’a
bersama dipimpin oleh salah seorang siswa.
b. Memberi
salam kepada guru dan pelajaran dimulai.
c. Guru
menuliskan siswa yang tidak masuk di papan absen serta alasan/keterangan
mengapa tidak masuk.
d. Pada
saat pelajaran berlangsung siswa harus tetap tertib, tidak boleh ribut,
bercanda atau melakukan kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan
pelajaran.
e. Siswa
tidak boleh meninggalkan kelas tanpa ijin atau alasan tertentu.
f. Guru
juga tidak diperkenankan meninggalkan kelas ketika pelajaran berlangsung
walaupun ada siswa sedang mengerjakan tugas di luar kelas.
4.
Waktu istirahat
a. Pada
saat bel istirahat berbunyi siswa keluar kelas dengan tertib.
b. Guru
keluar kelas setelah semua siswa keluar.
c. Siswa
tidak boleh berada di kelas ketika istirahat.
d. Selama
istirahat siswa tidak diperkenankan meninggalkan sekolah tanpa ijin.
e. Pada
saat bel masuk lagi berbunyi (setelah istirahat) siswa masuk kelas dengan
tertib dan duduk dengan tenang di tempat masing-masing.
f. Sebaiknya
guru sudah berada di kelas lebih dahulu menjelang bel masuk berbunyi.
5.
Waktu pulang
a. Ketika
bel pulang berbunyi, pelajaran berakhir, ditutup dengan doa dan salam kepada
guru.
b. Guru
memberikan nasehat-nasehat, mengingatkan tentang tugas-tugas, pekerjaan rumah
dan sebagainya.
c. Siswa
keluar kelas dengan tertib.
Daftar
Rujukan
Rachman, Maman.
(1998). Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Abdul, Majid.
2013. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
bagus dan sangat bermanfaat
BalasHapusTerima kasih
HapusTrimakasih telah berbagi informasi, materi ini sangat bermanfaat bagi saya
BalasHapusTerima kasih
Hapusmaterinya bagus
BalasHapusMaterinya sangat bermanfaat sekali 👍
BalasHapusTerima kasih
HapusTrimakasih telah berbagi informasi, materi ini sangat bermanfaat bagi saya
BalasHapus