Senin, 19 Agustus 2019

Tugas 5 Komponen-Komponen Keterampilan Mengelola Kelas


Komponen-Komponen Keterampilan Mengelola Kelas

    A.    Pengertian Komponen Keterampilan Mengelola Kelas
(Depdikbud, 1985) keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal, apabila terdapat gangguan dalam proses belajar baik yang bersifat gangguan kecil dan sementara maupun gangguan yang berkelanjutan.
Menurut (Majid, 2014) pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya jika terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.Menurut (Mulyasa, 2013) pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.
 Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan yang digunakan oleh seorang guru dalam proses  pembelajaran guna untuk mengkondisikan belajar siswa dengan harapan supaya terjadi suatu kondisi kelas yang kondusif, memaksimalkan sarana dan prasarana, menjaga keterlibatan siswa, menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal dan rasa nyaman dalam proses belajar mengajar. Maka dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas, perlu memperhatikan komponen keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. Hal ini berkaitan dengan kemampuan seorang guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran.

   B.     Macam-Macam Komponen Manajemen Kelas
1.      Keterampilan yang Berhubungan dengan Penciptaan dan Pemeliharaan Kondisi Belajar yang Optimal.
Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, yaitu :
a.     Singkap Tanggap, dapat dilakukan dengan cara :
1)      Memandang secara seksama.
2)      Gerak mendekati.
3)      Memberi pernyataan.
4)      Memberi reaksi terhadap gangguan dan kekacauan.
b.    Membagi Perhatian, dapat dilakukan dengan cara :
1)      Visual, guru dapat mengubah pandangannya dalam memperhatikan kegiatan pembelajaran.
2)      Verbal, guru dapat memberi komentar, penjelasan, pertanyaan dan sebagainya terhadap aktivitas anak didik sementara ia memimpin aktivitas anak didik.
c.     Pemusatan Perhatian Kelompok, dapat dilakukan dengan cara :
1)      Memberi tanda, dengan cara menciptakan atau membuat situasi tentang suatu objek sebelum diperkenalkan kepada siswa.
2)      Pengarahan dan Petunjuk yang jelas.
3)      Penghentian, guru dapat menanggulangi terhadap anak didik yang nyata-nyata melanggar dan mengganggu untuk aktif dalam kegiatan di kelas.
2.      Keterampilan yang Berhubungan dengan Pengembangan Kondisi Belajar yang Optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remidial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat anak didik yang menimbilkan gangguan yang berulang-ulang meskipun guru telah menggunakan tingkah laku dan tanggapan yang sesuai. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
a.       Modifikasi Tingkah Laku.
b.      Pendekatan Pemecahan Masalah Kelompok.
c.       Menemukan daan Memecahkan Tingkah Laku yang Menimbulkan Masalah.
3.      Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
“Secara umum faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa.” (Djamarah 2006:184). Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa denga ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya sacara individual. Perbedaan sacara individual ini dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.
Faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.
Djamarah (2006:185) menyebutkan “Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan.” Prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Djamarah adalah sebagai berikut:
a.     Hangat dan Antusias
Hangat dan Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
b.    Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
c.     Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa.
d.    Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
e.    Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negatif.
f.     Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan dislipin diri sendiri dan guru hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab.
     C.    Permasalahan Dalam Komponen Manajemen Kelas
Menurut lalu Muhammad Azhar (1993:90) Ada dua jenis masalah pengelolaan kelas yakni yang bersifat perorangan dan yang bersifat kelompok.

1.      Masalah Perorangan 
Jika seorang (individu) gagal mengembangkan rasa memiliki dan rasa harga dirinya maka ia akan bertingkah laku menyimpang. Penyimpangan yang biasanya terjadi di kelas ada 4 macam yakni mencari kekuasaan, menuntut balas, menarik perhatian dan memperlihatkan ketidakmampuan. Teknik sederhana untuk mengenali adanya masalah-masalah perorangan adalah sebagai berikut.
a.       Jika Guru merasa terganggu atau bosan dengan tingkah laku seseorang siswa, pertanda siswa tersebut mengalami masalah ‘mencari perhatian.
b.      Jika guru merasa terancam atau merasa dikalahkan, merupakan pertanda bahwa siswa yang bersangkutan mengalami masalah 'mencari kekuasaan.
c.       Jika guru merasa disakiti (bahkan amat disakiti), merupakan pertanda bahwa siswa yang bersangkutan mengalami masalah ‘menuntut balas'.
d.      Jika guru merasa telah 'tidak mampu menolong lagi,' pertanda bahwa siswa yang bersangkutan mengalami masalah "ketidakmampuan".
2.      Masalah Kelompok.
Ada 7 masalah kelompok dalam hubungannya dengan pengelolaan kelas, yakni:
a.       Kekurang kompakan; yang ditandai dengan adanya konflik antara anggota kelompok.
b.      Kekurang mampuan mengikuti aturan kelompok
c.       Reaksi negatif terhadap sesama anggota kelompok; ditandai dengan reaksi/ekspresi kasar terhadap anggota yang tidak diterima
d.      Penerimaan kelas (kelompok) atas tingkah laku yang menyimpang terjadi apabila kelompok itu mendorong/mendukung timbulnya hal-hal yang menyimpang dari norma sosial pada umumnya.
e.       Ketergangguan kelompok/anggota kelompok atas kegiatannya hanya karena hal-hal kecil yang sebenarnya tidak berarti, lalu berhenti melakukan kegiatannya.
f.       Ketiadaan semangat, tidak mau bekerja, tingkah laku agresisif atau protes, baik hal ini secara terbuka ataupun terselubung.
Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan: yang terjadi apabila kelompok bereaksi tidak wajar apabila terjadi perubahan baru (misalnya pergantian anggota kelompok, pergantian guru, dan lain-lain).
Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel membedakan empat kelompok masalah pengelolaan kelas individual yang didasarkan asumsi bahwa semua tingkah laku individu merupakan upaya pencapaian tujuan pemenuhan keputusan untuk diterima kelompok dan kebutuhan untuk mencapai harga diri. Bila kebutuhan-kebutuhan ini tidak lagi dapat dipenuhi melalui cara-cara yang lumrah dapat diterima masyarakat, dalam hal ini masyarakat kelas, maka individu yang bersangkutan akan berusaha mencapainya dengan cara-cara lain. Dengan perkataan lain dia akan berbuat "tidak baik". Perbuatan-perbuatan untuk mencapai tujuan dengan cara yang asosial inilah  digolongkan sebagai berikut.
a.       Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain (attention getting behaviors). Misalnya membadut di kelas (aktif), atau dengan berbuat serba lamban sehingga perlu mendapat pertolongan ekstra (pasif)
b.      Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan (power seeking behaviors). Misalnya selalu mendebat atau kehilangan kendali emosional - marah-marah, menangis (aktif), atau selalu "lupa" pada aturan-aturan penting di kelas (pasif)
c.       Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking behaviors), misalnya menyakiti orang lain seperti mengata ngatai, memukul, menggigit, dan sebagainya (kelompok ini tampaknya kebanyakan dalam bentuk aktif/pasif),
d.      Peragaan ketidakmampuan, yaitu dalam bentuk sama sekali menolak untuk mencoba melakukan apa pun karena yakin bahwa hanya kegagalanlah yang menjadi bagiannya.
Daftar Pustaka
Bahri Djamaraq,Syaiful dan Zain,Aswan.2006.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rhineka Cipta
Rukmana,Ade dan Suryana,Asep. 2006. Pengelolaan Kelas.Bandung: Upi Press
Bahri Dzamarah,Syaiful. 2005.Guru dan Anak Didik Dalam Interaktif Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologi. Jakarta:Rhineka Cipta



5 komentar: