Senin, 19 Agustus 2019

Tugas 4 Aspek,Fungsi dan Faktor Manajemen Kelas


Aspek,Fungsi dan Faktor Manajemen Kelas

   A.    Aspek-Aspek Manajemen Kelas
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas yang baik adalah : sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan efektif dan kreatif. (Maman Rachman:1999) Kegiatan manajemen kelas sebagai aspek manajemen kelas di SD :
a.       Mengecek kehadiran
b.      Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan
c.       Pendistribusian alat dan bahan
d.      Mengumpulkan informasi dari siswa
e.       Mencatat data
f.       Pemeliharaan arsip
g.      Menyampaikan materi pelajaran
h.      Memberikan tugas
  B.     Fungsi Manajemen Kelas
Fungsi manajemen kelas sebenarnya merupakan penerapan fungsi-fungsi manajemen yang diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan pembelajaran yang hendak dicapinya.
1.      Perencanaan
2.      Pengorganisasian
3.      Penggerakan
4.      Pengarahan
5.      Pengkoordinasian
6.      Pengendalian
7.      Inovasi
a.      Merencanakan
Merencanakan adalah membuat suatu target-target yang akan dicapai atau diraih di masa depan. Dalam organisasi merencanakan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan secara matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode/teknik yang tepat. Merencanakan pada dasarnya membuat keputusan mengenai arah yang akan dituju, tindakan yang akan diambil, sumber daya yang akan diolah dan teknik/metode yang dipilih untuk digunakan. Rencana mengarahkan tujuan organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya. Prosedur itu dapat berupa pengaturan sumber daya dan penetapan teknik/metode. Keberadaan suatu rencana sangat penting bagi organisasi karena rencana berfungsi untuk:
1)      Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai
2)      Memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut
3)      Organisasi memperoleh standar sumber daya terbaik dan mendayagunakannya sesuai tugas pokok fungsi yang telah ditetapkan.
4)      Menjadi rujukan anggota organisasi dalam melaksanakan aktivitas yang konsisten prosedur dan tujuan.
5)      Memberikan batas kewenangan dan tanggung jawab bagi seluruh pelaksanan
6)      Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intenship sehingga bisa menemukan dan memperbaiki penyimpangan secara dini.
7)      Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuaian antara kegiatan internal dengan situasi eksternal
8)      Menghindari pemborosan. Secara sederhana merencanakan adalah suatu proses merumuskan tujuantujuan, sumber daya, dan teknik/metode yang terpilih.
b.      Mengorganisasikan
Setelah mendapat kepastian tentang tujuan, sumber daya dan teknik/metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, lebih lanjut manajer melakukan upaya pengorganisasian agar rencana tersebut dapat dikerjakan oleh orang ahlinya secara sukses.
Mengorganisasikan adalah proses mengatur, mengalokasikan dan mendistribusikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya diantara anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Stoner (1996:11) menyatakan bahwa mengorganisasikan adalah proses mempekerjakan dua orang atau lebih untuk bekerjasama dalam cara tersturktur guna mencapai sasaran spesifik atau beberapa sasaran. Mengorganisasikan berarti:
1)      Menentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi,
2)      Merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan,
3)      Menugaskan seseorang atau kelompok orang dalam suatu tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu,
4)      Mendelegasikan wewenang kepada individu yang berhubungan dengan keleluwasaan melaksanakan tugas.
c.       Memimpin
Memimpin institusi pendidikan lebih menekankan pada upaya mengarahkan dan memotivasi para personil agar dapat melaksanakan tugas pokok fungsinya dengan baik. Memimpin menurut Stoner (19966:11) adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh organisasi.
Seorang pemimpin dalam melaksanakan amanatnya apabila ingin dipercaya dan diikuti harus memiliki sifat kepemimpinan yang senantiasa dapat menjadi pengarah yang didengar ide dan pemikirannya oleh para anggota organaisasi. Hal ini tidak semata mata mereka cerdas membuat keputusan tetapi dibarengi dengan memiliki kepribadian yang dapat dijadikan suri tauladan.
d.      Mengendalikan
Mengendalikan institusi pendidikan adalah membuat institusi berjalan sesuai dengan jalur yang telah ditetapkan dan sampai kepada tujuan secara efektif dan efisien. Perjalanan menuju tujuan dimonitor, diawasi dan dinilai supaya tidak melenceng atau keluar jalur. Apabila hal ini terjadi harus dilakukan upaya mengembalikan pada arah semula.
Dari hasil evaluasi dapat dijadikan informasi yang harus menjamin bahwa aktivitas yang menyimpang tidak terulang kembali. Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Proses pengendalian dapat melibatkan beberapa elemen yaitu;
1)      Menetapkan standar kinerja,
2)      Mengukur kinerja,
3)      Membandingkan unjuk kerja dengan standar yang telah ditetapkan,
4)      Mengambil tindakan korektif saat terdeteksi penyimpangan.
Masalah pengelolaan kelas menurut M. Entang dan T. Raka Joni (1983:12) dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu masalah individual dan masalah kelompok (meskipun perbedaan keduanya merupakan tekanan saja). Tindakan pengelolaan kelas yang dilakukan guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakekat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat pula.
Sedangkan masalah kelompok, menurut Lois V. Jhonson dan Mary A. Bany mengemukakan tujuh kategori masalah kelompok dalam pengelolaan kelas, yaitu :
1)      Kelas kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, tingkah laku sosioekonomi dan sebagainya.
2)      Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya, misalnya mengejek teman kelasnya yang menyanyi dengan suara sumbang.
3)      Penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakati sebelumnya, misalnya sengaja berbicara keras-keras di runga baca perpustakaan.
4)      Membesarkan hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya pemberian semangat kepada badut kelas.
5)      Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
6)      Semangat kerja rendah , misalnya semacam aksi protes kepada guru karena menganggap tugas yang diberikan kurang adil.
7)      Kelas kurang menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti perubahan jadwal, atau guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru yang lain.
C.    Faktor-Faktor Mempengaruhi Manajemen Kelas
Berhasilnya manajemen kelas dalam memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai, banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut melakat pada kondisi fisik kelas dan pendukungnya, juga dipengaruhi oleh faktor non fisik (sosio-emosional) yang melekat pada guru. Untuk mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain:
Kondisi fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:
a.       Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan dan saling menganggu antara siswa yang satu dengan lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar. Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan. Jika ruangan itu tersebut mempergunakan hiasan, pakailah hiasan-hiasan yang mempunyai nilai pendidikan.
b.      Pengaturan tempat duduk. Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku siswa. Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.
c.       Ventilasi dan pengaturan cahaya Suhu, ventilasi dan penerangan (kendati pun guru sulit mengatur karena sudah ada) adalah aset penting untuk terciptamya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu, ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.

Daftar Rujukan
Asep Suryana, (2005), Makalah TECHNOLOGIES FOR RESTRUCTURED CLASSROOMS, disampaikan dalam lokakarya di Universitas Negeri Yogya.
Eggen, Paul D & Don Kauchak, (1994), Education Psychology Classroom Connection, New York : McMillan College Publishing Company Inc.
Maman Rahman, (1998), Manajemen Kelas, Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.




5 komentar: