Aspek,Fungsi dan Faktor Manajemen Kelas
A.
Aspek-Aspek
Manajemen Kelas
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen
kelas yang baik adalah : sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas,
tindakan efektif dan kreatif. (Maman Rachman:1999) Kegiatan manajemen kelas
sebagai aspek manajemen kelas di SD :
a. Mengecek
kehadiran
b. Mengumpulkan
hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan
c. Pendistribusian
alat dan bahan
d. Mengumpulkan
informasi dari siswa
e. Mencatat
data
f. Pemeliharaan
arsip
g. Menyampaikan
materi pelajaran
h. Memberikan
tugas
B.
Fungsi
Manajemen Kelas
Fungsi manajemen kelas sebenarnya merupakan penerapan
fungsi-fungsi manajemen yang diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk
mendukung tujuan pembelajaran yang hendak dicapinya.
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Penggerakan
4. Pengarahan
5. Pengkoordinasian
6. Pengendalian
7. Inovasi
a.
Merencanakan
Merencanakan
adalah membuat suatu target-target yang akan dicapai atau diraih di masa depan.
Dalam organisasi merencanakan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan
secara matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya
dan metode/teknik yang tepat. Merencanakan pada dasarnya membuat keputusan
mengenai arah yang akan dituju, tindakan yang akan diambil, sumber daya yang
akan diolah dan teknik/metode yang dipilih untuk digunakan. Rencana mengarahkan
tujuan organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya. Prosedur
itu dapat berupa pengaturan sumber daya dan penetapan teknik/metode. Keberadaan
suatu rencana sangat penting bagi organisasi karena rencana berfungsi untuk:
1)
Menjelaskan dan merinci tujuan yang
ingin dicapai
2)
Memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut
3)
Organisasi memperoleh standar sumber
daya terbaik dan mendayagunakannya sesuai tugas pokok fungsi yang telah
ditetapkan.
4)
Menjadi rujukan anggota organisasi
dalam melaksanakan aktivitas yang konsisten prosedur dan tujuan.
5)
Memberikan batas kewenangan dan
tanggung jawab bagi seluruh pelaksanan
6)
Memonitor dan mengukur berbagai
keberhasilan secara intenship sehingga bisa menemukan dan memperbaiki
penyimpangan secara dini.
7)
Memungkinkan untuk terpeliharanya
persesuaian antara kegiatan internal dengan situasi eksternal
8)
Menghindari pemborosan. Secara
sederhana merencanakan adalah suatu proses merumuskan tujuantujuan, sumber
daya, dan teknik/metode yang terpilih.
b.
Mengorganisasikan
Setelah
mendapat kepastian tentang tujuan, sumber daya dan teknik/metode yang digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut, lebih lanjut manajer melakukan upaya
pengorganisasian agar rencana tersebut dapat dikerjakan oleh orang ahlinya
secara sukses.
Mengorganisasikan
adalah proses mengatur, mengalokasikan dan mendistribusikan pekerjaan, wewenang
dan sumber daya diantara anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Stoner
(1996:11) menyatakan bahwa mengorganisasikan adalah proses mempekerjakan dua
orang atau lebih untuk bekerjasama dalam cara tersturktur guna mencapai sasaran
spesifik atau beberapa sasaran. Mengorganisasikan berarti:
1)
Menentuan sumber daya dan kegiatan
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi,
2)
Merancang dan mengembangkan kelompok
kerja yang berisi orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan,
3)
Menugaskan seseorang atau kelompok
orang dalam suatu tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu,
4)
Mendelegasikan wewenang kepada
individu yang berhubungan dengan keleluwasaan melaksanakan tugas.
c.
Memimpin
Memimpin
institusi pendidikan lebih menekankan pada upaya mengarahkan dan memotivasi
para personil agar dapat melaksanakan tugas pokok fungsinya dengan baik.
Memimpin menurut Stoner (19966:11) adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi
aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh
organisasi.
Seorang
pemimpin dalam melaksanakan amanatnya apabila ingin dipercaya dan diikuti harus
memiliki sifat kepemimpinan yang senantiasa dapat menjadi pengarah yang
didengar ide dan pemikirannya oleh para anggota organaisasi. Hal ini tidak
semata mata mereka cerdas membuat keputusan tetapi dibarengi dengan memiliki
kepribadian yang dapat dijadikan suri tauladan.
d.
Mengendalikan
Mengendalikan
institusi pendidikan adalah membuat institusi berjalan sesuai dengan jalur yang
telah ditetapkan dan sampai kepada tujuan secara efektif dan efisien.
Perjalanan menuju tujuan dimonitor, diawasi dan dinilai supaya tidak melenceng
atau keluar jalur. Apabila hal ini terjadi harus dilakukan upaya mengembalikan
pada arah semula.
Dari
hasil evaluasi dapat dijadikan informasi yang harus menjamin bahwa aktivitas
yang menyimpang tidak terulang kembali. Pengendalian adalah proses untuk
memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang
direncanakan. Proses pengendalian dapat melibatkan beberapa elemen yaitu;
1)
Menetapkan standar kinerja,
2)
Mengukur kinerja,
3)
Membandingkan unjuk kerja dengan
standar yang telah ditetapkan,
4)
Mengambil tindakan korektif saat
terdeteksi penyimpangan.
Masalah
pengelolaan kelas menurut M. Entang dan T. Raka Joni (1983:12) dikelompokkan
menjadi dua kategori yaitu masalah individual dan masalah kelompok (meskipun
perbedaan keduanya merupakan tekanan saja). Tindakan pengelolaan kelas yang
dilakukan guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat
hakekat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih
strategi penanggulangan yang tepat pula.
Sedangkan
masalah kelompok, menurut Lois V. Jhonson dan Mary A. Bany mengemukakan tujuh
kategori masalah kelompok dalam pengelolaan kelas, yaitu :
1) Kelas
kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, tingkah laku sosioekonomi
dan sebagainya.
2) Kelas
mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya, misalnya mengejek teman
kelasnya yang menyanyi dengan suara sumbang.
3) Penyimpangan
dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakati sebelumnya, misalnya
sengaja berbicara keras-keras di runga baca perpustakaan.
4) Membesarkan
hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya pemberian
semangat kepada badut kelas.
5) Kelompok
cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
6) Semangat
kerja rendah , misalnya semacam aksi protes kepada guru karena menganggap tugas
yang diberikan kurang adil.
7) Kelas
kurang menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti perubahan jadwal, atau
guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru yang lain.
C.
Faktor-Faktor
Mempengaruhi Manajemen Kelas
Berhasilnya manajemen kelas dalam memberikan dukungan
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai, banyak dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut melakat pada kondisi fisik kelas
dan pendukungnya, juga dipengaruhi oleh faktor non fisik (sosio-emosional) yang
melekat pada guru. Untuk mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, ada beberapa
faktor yang mempengaruhinya antara lain:
Kondisi fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh
penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan
memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran
dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran.
Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:
a. Ruangan
tempat berlangsungnya proses belajar mengajar Ruangan tempat belajar harus
memungkinkan semua siswa bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan dan saling
menganggu antara siswa yang satu dengan lainnya pada saat melakukan aktivitas
belajar. Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa
yang melakukan kegiatan. Jika ruangan itu tersebut mempergunakan hiasan,
pakailah hiasan-hiasan yang mempunyai nilai pendidikan.
b. Pengaturan
tempat duduk. Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan
terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku
siswa. Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar
mengajar.
c. Ventilasi
dan pengaturan cahaya Suhu, ventilasi dan penerangan (kendati pun guru sulit
mengatur karena sudah ada) adalah aset penting untuk terciptamya suasana
belajar yang nyaman. Oleh karena itu, ventilasi harus cukup menjamin kesehatan
siswa.
Daftar
Rujukan
Asep
Suryana, (2005), Makalah TECHNOLOGIES FOR RESTRUCTURED CLASSROOMS, disampaikan
dalam lokakarya di Universitas Negeri Yogya.
Eggen,
Paul D & Don Kauchak, (1994), Education Psychology Classroom Connection,
New York : McMillan College Publishing Company Inc.
Maman
Rahman, (1998), Manajemen Kelas, Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jakarta:
Dirjen Dikti Depdikbud.
wk komen di WA se b'a nyo kak
BalasHapusmaterinya bagus
BalasHapusTerima kasih
HapusMaterinya sangat bermanfaat sekali 👍
BalasHapusTerima kasih
Hapus