Senin, 26 Agustus 2019

Tugas 6 Pendekatan Dalam Manajemen Kelas


PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN KELAS
A.                Pengertian Pendekatan Dalam Manajemen Kelas
Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang dalam proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang bersifat umum. Adapun pendekatan merupakan unsur  penting yang harus dikuasai pengajar sebelum mempersiapkan perencanaan  pembelajaran.
Sebagai pekerja profesional, seorang guru harus mendalami kerangka acuan pendekatan-pendekatan kelas, sebab di dalam penggunaannya ia harus terlebih dahulu meyakinkan bahwa pendekatan yang dipilihnya untuk menangani sesuatu kasus pengelolaan kelas merupakan alternatif yang terbaik sesuai dengan hakikat masalahnya. Artinya seorang guru terlebih dahulu harus menetapkan bahwa penggunaan sesuatu pendekatan memang cocok dengan hakikat masalah yang ingin ditanggulangi. Ini tentu tidak dimaksudkan mengatakan bahwa seorang guru akan berhasil baik setiap kali ia menangani kasus pengelolaan kelas. Sebaliknya, keprofesionalan cara kerja seorang guru adalah demikian sehingga apabila alternatif tindakannya yang  pertama tidak memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan, maka ia masih mampu melakukan analisis ulang terhadap situasi untuk kemudian tiba  pada alternatif pendekat yang yang kedua, dan seterusnya.
B.                 SIKAP GURU DALAM MANAJEMEN KELAS
        1.     Hangat dan antusias
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar.guru yang hangat dan akrab engan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas
       2.      Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang
      3.      Bervariasi
Penggunaan alat atau media atau alat bantu,gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik mengurangi munculnya gangguan, kevariasian dalam penggunaan apa yang dsi sebut diatas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif.
      4.      Keluwesan
Keluesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
   C.    Peran Guru Dalam Manajemen Kelas
Salah satu tugas guru sebagai pendidik di sekolah adalah sebagai menajer. Seorang guru harus mampu memimpin kelasnya agar tercipta pembelajaran yang optimal. Fasilitas dan kondisi kelas merupakan salah satu factor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Padmono (2011, 23) fasilitas kelas (instrumental in put) berkaitan erat dengan terciptanya lingkungan belajar (environmental in put) kondusif sehingga murid dengan senang dan sukarela belajar. Penataan fasilitas dapat menjadi pendorong jika diorganisir secara baik. Di sinilah peran guru SD dapat terlihat, adapun peran guru dalam memenej kelas agar tercipta pembelajaran yang efektif sebagai berikut:
a.       Peran guru dalam pengorganisasian kelas
Organisasi kelas yang tepat akan mendorong terciptanya kondisi belajar yang kondusif. Pengorganisasian kelas ini pada dasarnya bersifat lokal, artinya organisasi kelas tergantung guru, kelas, murid, lingkungan kelas, besar ruangan, penerangan, suhu, dan sebagainya. Kita ketahui pada saat ini penataan kelas secara tradisional yang menempatkan satu meja guru berhadapan dengan meja kursi siswa. Kelas yang ditata secara tradisional tersebut menempatkan guru sebagai pusat kegiatan dan sentra perhatian murid tampak sebagai objek pengajaran bukan sebagai subjek yang belajar. Akibatnya aktivitas sebagian besar dilakukan guru sedang murid hanya pasif menerima.
b.      Peran guru dalam pengaturan tempat duduk
Penataan kelas sebagaimana diuraikan pada pengorganisasian kelas ditata fleksibel yang mudah diubah sesuai pembelajaran yang akan dikembangkan guru. Penataan tempat duduk dapat berbentuk :
1)      Seating chart
Penempatan murid dalam kelas dibuat suatu denah yang pada satu periode waktu tertentu dapat diubah sesuai tuntunan pembelajaran yang sedang dikembangkan oleh guru, sehingga perkembangan dan pertumbuhan murid tidak terganggu. Penataan tempat duduk yang didesain dalam chart dapat digambar sendiri oleh murid atau sekelompok murid secara bergilir, sehingga keterbatasan penataan tempat duduk secara tradisional ini dapat diminimalkan pengaruh buruknya. Penataan dan gambar desain dilaksanakan secara bergilir, sehingga setiap kelompok mempu menuangkan idenya dan mengembangkan iklim demokrasi di kelasnya, sehingga sikap menghargai pendapat orang lain dengan menghilangkan pandangan mereka sendiri.
2)      Melingkar
Model duduk seperti ini dapat digunakan guru dalam pembelajaran diskusi kelompok, sehingga ada modifikasi untuk menghilangkan kejenuhan siswa.
3)      Tapal kuda
Model ini sesuai untuk melaksanakan diskusi kelas yang dipimpin oleh guru atau ketua diskusi yang dipilih siswa. Diskusi kelas akan meningkatkan keberanian dibanding keberanian yang hanya muncul pada kelompok kecil
c.       Peran guru dalam pengaturan alat-alat pelajaran
Alat-alat pelajaran dapat klasifikasikan menjadi beberapa kelompok, antara lain: Menurut kedudukannya; alat pelajaran dibedakan atas permanen dan tidak permanen. Permanen jika alat pelajaran tersebut diletakkan di kelas secara terus menerus, misalnya: listrik, papan tulis, dan sebagainya. Alat pelajaran tidak permanen atau yang bergerak (movable) yaitu alat pelajaran yang dapat dipindah, misalnya: kursi, OHP, mesin-mesin, peta, dan sebagainya. Menurut fungsinya; a) alat untuk menulis; kapur, papan tulis, pensil, dan lain-lain; b) alat-alat lukis; jangka, meter, segitiga, buku.
d.      Peran guru dalam pemeliharaan keindahan ruangan kelas
Motto yang menyatakan “bersih adalah sehat dan rapi adalah indah” merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri. Setiap manusia memiliki cita rasa keindahan walaupun derajat keindahannya berbeda. Keindahan akan memberikan rasa nyaman dan membuat anak betah tinggal di tempat tersebut. Kelas yang diharapkan mengundang anak untuk betah berada di dalamnya hendaknya dijaga kebersihan dan keindahannya. Guru memiliki peran untuk mengorganisir siswanya agar dapat mendesain kelasnya menjadi kelas yang indah. Keindahan dapat dicapai dengan beberapa cara, yaitu:
1)      Menata  ruangan menjadi rapi, misalnya; menata alat pelajaran sesuai kelompoknya, menata buku sesuai tinggi buku, tebal buku, dan kelompok buku, penataan alat pelajaran permanent yang sesuai dengan ruangan.
2)      Penataan meja guru, gambar-gambar merupakan factor pendukung tercapainya ruangan yang rapid an indah.

e.      Cahaya, Ventilasi, Akustik dan Warna
Kelas yang terlalu terang atau terlalu gelap kurang mendukung pembelajaran. Anak SD berada pada tahap perkembangan yang menentukan, untuk itu menjaga kesehatan anak merupakan salah satu tugas managemen kelas oleh guru (Suharsimi Arikunto, 1989: 77). Kelas harus cukup memiliki ventilasi untuk pertukaran udara sehingga anak merasa sejuk dan nyaman tinggal di kelas. Guru sering kurang menyadari ruangan yang terang tetapi jendela tidak dibuka serta kurangnya ventilasi menjadikan suara guru bergema, akibatnya anak kurang mampu memusatkan perhatian pendengarannya pada suara guru, sebab terganggu oleh gema suara.
f.        Pola Tingkah Laku Guru dalam Pengelolaan Kelas
Sejak lahirnya pekerjaan mengajar, saat itu pulalah muncul istilah guru, meskipun tidak bersifat formal. Saat itupun telah dimulai upaya peningkatan hasil belajar peserta didik, baik secara sederhana sampai upaya peningkatan secara metodis. Berbagai komponen pembelajaran selalu memperoleh sorotan: guru, siswa, kurikulum, dan berbagai infra strukturnya. Memperhatikan peranan guru, berikut dapat diuraikan pola tingkah laku guru dalam pengelolaan kelas sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan (Satori, 2008: 78).
       D.     Pendekatan Dalam Manajemen Kelas
Djamarah (2006) pendekatan-pendekatan dalam pengelolaankelas adalah sebagai berikut :
1.      Pendekatan Otoriter
Pendekatan otoriter memandang bahwa manajerial kelas sebagaisuatu pendekatan pengendalian perilaku peserta didik oleh guru.Pendekatan ini menempatkan guru dalam peranan menciptakan danmemelihara ketertiban di kelas dengan menggunakan strategipengendalian. Tujuan guru yang utama ialah mengendalikanperilaku peserta didik. Guru bertanggung jawab mengendalikanperilaku peserta didik karena gurulah yang paling mengetahui danberurusan dengan peserta didik. Tugas ini sering dilakukan gurudengan menciptakan dan menjalankan peraturan dan hukuman.
Kelemahan :
Pendekatan otoriter janganlah dipandang sebagai strategi yangbersifat mengintimidasi. Guru yang mempraktekkan pendekatanotoriter tidak memaksakan kepatuhan, merendahkan peserta didik,dan tidak bertindak kasar. Guru otoriter bertindak untukkepentingan peserta didik dengan menerapkan disiplin yangtegas.Pendekatan ini kurang mantap dalam pelaksanaan baik perintah maupun larangan dapat diterapkan atas dasar generalisasimasalah - masalah pengelolaan kelas tertentu.
Kelebihan :
Pendekatan otoriter menawarkan lima strategi yang dapatditerapkan dalam memanajemeni kelas yaitu
a.      Menetapkan danmenegakkan peraturan,
b.      Memberikan  perintah, pengarahan, danpesan,
c.       Menggunakan  teguran,
d.      Menggunakan  pengendaliandengan mendektai, dan
e.       Menggunakan  pemisahan danpengucilan.
Otoriter : Pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontroltingkah laku siswa kearah disiplin, bila timbul masalah-masalahyang merusak kedisiplinan dan ketertiban kelas maka menggunakanpendekatan perintah dan larangan, penekanan dan penguasaan,penghukuman dan pengancaman
2.      Pendekatan Intimidasi
Pendekatan intimidasi adalah pendekatan yang memandangmanajemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku pesertadidik. Berbeda dengan pendekatan otoriter yang menekankanperilaku guru yang manusiawi, pendekatan intimidasi menekankanpada perilaku guru yang mengintimidasi. Bentuk-bentuk intimidasiitu seperti hukuman yang kasar, ejekan, hinaan, paksaan, ancaman,menyalahkan. Peranan guru adalah memaksa peserta didikberperilaku sesuai dengan perintah guru.
Kelemahan :
Kendatipun pendekatan intimidasi telah dipakai secara luas dan adamanfaatnya, terdapat kecaman terhadap pendekatan ini.Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalahsecara sementara dan hanya menangani gejala-gejala masalahnya,bukan masalahnya itu sendiri. Kelemahan lain yang timbul daripenerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan danhancurnya hubungan antara guru dan peserta didik.
Siswa merasa dikucilkan dan takut terhadap guru, pendekatan initidak berlaku untuk situasi kelas yang ricuh atau ramai keseluruhankarena bersifat individu. Penggunaan pendekatan ini hanya bersifatpemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala-gejala masalahnya, bukan masalahnya itu sendiri. Kelemahan lainyang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikapbermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik.
Kelebihan :
Pendekatan intimidasi berguna dalam situasi tertentu denganmenggunakan teguran keras. Teguran keras adalah perintah verbalyang keras yang diberikan pada situasi tertentu dengan maksuduntuk segera menghentikan perilaku siswa yang penyimpangannyaberat. Misal, guru memergoki dua peserta didik berkelahi.kemudian guru bertindak “berhenti” dengan harapan setelah mendengar suara guru kedua peserta didik itu akan berhenti berkelahi. Kehadiran gurumembuat mereka takut, takut karena mereka membayangkan akanmemperoleh hukuman yang sangat berat.Intimidasi : Perlakuan yang menggunakan pendekatan ini akanmenjadikan siswa tidak mengulangi perbuatannya lagi (siswa akanmerasa jera) dan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkahlaku anak didik
3.      Pendekatan Permisif
Pendekatan permisif adalah pendekatan yang menekankan perlunyamemaksimalkan kebebasan siswa. Tema sentral dari pendekatan iniadalah: apa, kapan, dan dimana juga guru hendaknya membiarkanpeserta didik bertindak bebas sesuai dengan yang diinginkannya.Peranan guru adalah meningkatkan kebebasan peserta didik, sebabdengan itu akan membantu pertumbuhannya secara wajar. Campurtangan guru hendaknya seminimal mungkin, dan berperan sebagaipendorong mengembangkan potensi peserta didik secara penuh.
Kelemahan
Pendekatan permisif sedikit penganjurannya. Pendekatan ini kurangmenyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem sosial yang memilikipranata-pranata sosial. Dalam sistem sosial para anggotanya, dalam halini guru dan peserta didik menyandang hak dan kewajiban. Merekadiharapkan bertindak sesuai dengan hak dan kewajibannya danditerima oleh semua pihak. Perbuatan yang bebas tanpa batas akanmemerkosa dan mengancam hak-hak orang lain.Melalui pendekatan ini pengajar memandang mudah, tak banyak risiko.Namun sebenarnya pengajar gegabah dalam mengambil carapendekatan, mengalihkan, menukar, mengganti suatu tugas ataupenanggungjawab. Padahal pembelajar memiliki harga diri pribadiserta pola berpikir yang tidak sama. Pendekatan ini juga kurangmenguntungkan dan tanpa kontrol yang memandang ringan terhadapgejala-gejala yang muncul seperti: mengalihkan, memasabodohkan,membiarkan dan memberi kebebasan terhadap peserta didik. Pihakpengajar dan pembelajar tampak bebas, kurang memikat. Pendekatanini kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem sosialyang memiliki pranata-pranata social
Kelebihan :
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa pendekatan permisif dalambentuknya yang murni tidak produktif diterapkan dalam situasi ataulingkungan sekolah dan kelas. Namun disarankan agar gurumemberikan kesempatan kepada para peserta didik melakukan urusansendiri apabila hal itu berguna. Urusan itu seperti para peserta didikmemperoleh kesempatan secara psikologis, memilkul risiko yang aman,mengatur kegiatan sekolah sesuai cakupannya, mengembangkankemampuan memimpin diri sendiri, disiplin sendiri, dan tanggung jawab sendiri.
Dengan demikian, guru harus dapat menemukan carauntuk memberikan kebebasan sebesar mungkin kepada peserta didikdi satu sisi, di sisi lain tetap dapat mengendalikan kebebasan itudengan penuh tanggung jawab Permisif : Memiliki tema sentral yaitu apa, kapan dan dimana juga guruhendaknya membiarkan peserta didik bebas sesuai dengan yangdiinginkannya. Peranan guru adalah meningkatkan kebebasan pesertadidik , sebab dengan itu akan mudah membantu pertumbuhan secarawajar. Campur tangan guru hendaknya seminimal mungkin, danberperan sebagai pendorong mengembangkan potensi peserta didiksecra penuh.
4.      Pendekatan Buku Masak
Pendekatan buku masak adalah pendekatan berbentuk rekomendasiberisi daftar hal-hal yang harus dilakukan atau yang tidak harusdilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi berbagai tipemasalah manajemen kelas. Daftar tentang apa yang harus dilakukandan apa yang tidak harus dilakukan ini biasanya dapat ditemukandalam artikel: Tiga puluh cara untuk memperbaiki perilaku pesertadidik, misalnya karena daftar ini sering merupakan resep yang cepat dan mudah, pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan “bukumasak”
Kelemahan :
Pendekatan buku masak tidak dijabarkan atas dasar konsep yang jelas, sehingga tidak ditemukan prinsip-prinsip yang memungkinkanguru menerapkan secara umum pada masalah-masalah lain.Pendekatan ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diriguru dalam memanajemeni kelas. Dengan kata lain, guru biasanyamemberikan reaksi terhadap masalah tertentu dan seringmempergunakan dalam jangka pendek. Kelemahan lain pendekatanbuku masak adalah apabila resep tertentu gagal mencapai tujuan,guru tidak dapat memilih alternatif lain, karena pendekatan inibersifat mutlak. Guru yang bekerja dengan kerangka acuan bukumasak akan merugikan diri sendiri dan tidak mungkin menjadimanajer kelas yang efektif.Apabila resep tertentu gagal mencapai tujuan, guru tidak dapatmemilih alternatif lain karena pendekatan ini bersifat mutlak. Guru yang bekerja dengan kerangka acuan buku masak akan merugikandiri sendiri dan tidak mungkin menjadi manajer kelas yang efektif.
Kelebihan :
Karena memiliki daftar tentang apa yang harus dilakukan dan apayang tidak harus dilakukan. Biasanya dapat ditemukan dalam artikel:Tiga puluh cara untuk memperbaiki perilaku peserta didik, misalnyakarena daftar ini sering merupakan resep yang cepat dan mudah,pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan “buku masak”.
5.      Pendekatan Instruksional
Pendekatan instruksional adalah pendekatan yang mendasarkankepada pendirian bahwa pengajaran yang dirancang dandilaksanakan dengan cermat akan mencegah timbulnya sebagianbesar masalah manajerial kelas. Pendekatan ini berpendapat bahwamanajerial yang efektif adalah hasil perencanaan pengajaran yangbermutu. Dengan demikian peranan guru adalah merencanakandengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik.
Kelemahan :
Para penganjur pendekatan instruksional dalam manajemen kelascenderung memandang perilaku instruksional guru mempunyaipotensi mencapai dua tujuan utama manajemen kelas. Tujuan ituadalah:
a.      Mencegah  timbulnya masalah manajerial, dan
b.      Memecahkan  masalah manajerial kelas.

Kelebihan :
Pendekatan ini berpendapat bahwa manajerial yang efektif adalahhasil perencanaan pengajaran yang bermutu. Dengan demikianperanan guru adalah merencanakan dengan kebutuhan dankemampuan setiap peserta didik.Mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anakdidik yang kurang baik. Para penganjur instruksional dalammanajameen kelas cenderung memandang perilaku instruksionalguru mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama manajemenkelas yaitu mencegah timbulnya masalah menejerial danmemecahkan masalah manajerial kelas.

























Daftar Rujukan
Arikunto, Suharsimi, 1988, Pengelolaan Kelas : Sebuah PendekatanEvaluatif, Jakarta: Rajawali.Djamarah,
Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar,Jakarta: PT Rineka Cipta.Djamarah,
Syaiful Bahri,2000, Guru dan Anak Didik dalam InteraksiEdukatif, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mulyasa, 2005, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Rosda Karya.

9 komentar: