Senin, 19 Agustus 2019

Tugas 3 Manajemen Kelas


Manajemen Kelas
A.                Konsep Manajemen Pembelajaran
Setiap ahli memberi pandangan yang berbeda tentang batasan manajemen, karena itu tidak mudah memberi arti universal yang dapat diterima semua orang. Namun demikian dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses tertentu yang menggunakan kemampuan atau keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang di dalam pelaksanaannya dapat mengikuti alur keilmuan secara ilmiah dan dapat pula menonjolkan kekhasan atau gaya manajer dalam mendayagunakan kemampuan orang lain
Dengan demikian terdapat tiga fokus untuk mengartikan manajemen yaitu:
1.      manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi.
2.      manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style) seseorang dalam menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan.
Berikut ini merupakan definisi manajemen dari beberapa ahli yang mencerminkan ketiga fokus tersebut.
1.      Stoner (1992:8) manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
2.      Sudjana (2000:77); manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya. Hal tersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang ada dalam organisasi dan diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
3.      Manajemen sebagai suatu seni yang tercermin dalam pengertian yang dikemukakan American Society of mechanical Engineers; manajemen merupakan ilmu dan seni mengorganisasi dan memimpin usaha manusia, menerapkan pengawasan dan pengendalian tenaga serta memanfaatkan bahan alam bagi kebutuhan manusia.
Dengan demikian manajemen merupakan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif dan efisien.
Manajemen atau pengelolaan diartikan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan kelas diartikan secara umum sebagai sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dalam arti sempit kelas menunjukan suatu ruangan (dibatasi 4 dinding) atau tempat dimana murid-murid belajar, tiap bangunan sekolah di bagi kedalam ruangan-ruangan bagunan yang menunjukan ruangan kelas.
Dalam arti luas kelas dapat pula diartikan sebagai kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada murid-murid dalam sutau ruangan untuk sutau tingkat tertentu pada jam tertentu. Kelas yang dimaksudkan disini adalah mencakup kedua pengertian tersebut, yaitu hanya sebagai ruangan yang menunjukan tingkatan tertentu, akan tetapi juga menunjukan kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
Dengan demikian, manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996).
Mengelola kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek manajemen kelas. Adapun aspekaspek yang perlu diperhatikan dalam manjemen kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif dan kreatif.
Manajemen Kelas adalah rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, yaitu meliputi : tujuan pengajaran, pengaturan waktu, pengaturan ruangan dan peralatan, dan pengelompokan siswa dalam belajar. (Alam S : 1B)
Dari Wilford A. Weber : 1986 manajemen kelas adalah :
1.      Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalaui penggunaan disiplin (pendekatan otoriter)
2.      Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi pendekatan intimidasi)
3.      Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa (pendekatan permisif) - Seperangkat kegiatan guru menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk/resep yang telah disajikan (pendekatan buku masak)
4.      Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik (pendekatan instruksional)
5.      Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan (pendekatan perubahan perilaku)
6.      Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif (pendekatan penciptaan iklim sosio-emosional)
7.      Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif (pendekatan sistem sosial)
Pengelolaan kelas yang mengharuskan guru melaksanakan berbagai tugas : perencanaan,mengorganisir,mengkoordinasi,mengarahkan,mengendalikan, mengkomunikasikan, merawat dan memupuk

B.                 Tujuan Manajemen Kelas
Manajemen kelas pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Adapun kegiatan pengelolaan fisik dan pengelolaan sosio-emosional merupakan bagian dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan belajar siswa.
Tujuan pengelolaan kelas menurut A.C. Wragg : 25
a.       Anak-anak memberikan respon yang setimpal terhadap perlakuan yang sopan dan penuh perhatian dari orang dewasa.
b.      Mereka akan bekerja dengan rajin dan penuh konsentrasi dalam melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuannya.

Indikator Keberhasilan dalam pengelolaan kelas adalah :
a.       Terciptanya suasana/kondisi belajar mengajar yang kondusif (tertib, lancar, berdisiplin dan bergairah)
b.      Terjadinya hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa (Alam S : 2003)

Tujuan manajemen kelas : (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen : 1996)
a.       Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin
b.      Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran
c.       Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional dan intelektual siswa dalam kelas.
d.      Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang social, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individualnya.

C.                 Proses Manajemen Kelas
Langkah-langkah Kegiatan Manajemen Kelas Langkah-langkah kegiatan manajemen kelas adalah penyusunan rangkaian kegiatan yang dilakukan guru sebagai manajer/pemimpin pembelajaran di kelas adalah:
1.      Merencanakan Pembelajaran
Berkenaan dengan perencanaan, William H. Newman18 menyatakan, “perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari”.
Bertolak dari pengertian tersebut, bahwa dalam perencanaan terdapat rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam konteks perencanaan pembelajaran, adalah berkaitan dengan penyusunan langkahlangkah dalam pencapaian tujuan belajar siswa yang dilakukan guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan siswa supaya mau mengikuti kegiatan belajar.
2.       Merumuskan Tujuan
Pembelajaran Dalam hal ini, guru dituntut untuk menguasai dan mengetahui tentang tujuan yang selama ini menjadi acuan dalam rumusan pencapain tujuan pembelajaran. Berdasarkan taksonomi Bloom21 , klasifikasi rumusan tujuan pembelajaran dapat dikelompokan ke dalam tiga ranah, yaitu:
a.       Ranah kognitif, yang mencakup tujuan yang berhubungan dengan ingatan (recall), pengetahuan, kemampuan intelektual.
b.      Ranah afektif, yang mencakup tujuan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan sikap, nilai, perasaan, dan minat.
c.       Ranah psikomotorik, yang mencakup tujuan yang berhubungan dengan kemampuan gerak dalam keterampilan
Dari ketiga ranah tujuan tersebut, yaitu kemungkinan-kemungkinan hasil belajar siswa dalam bentuk tingkah laku yang diperoleh setelah pembelajaran. Rumusan tujuan pembelajaran dibuat dan diorientasikan berdasarkan analisis terhadap kebutuhan dan kemampuan siswa. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, istilah tujuan pembelajaran merupakan kompetensi dasar, sedangkan tujuan pembelajaran yang lebih bersifat khusus merupakan indikator yang menjadi bentuk tingkah laku hasil dari belajar berdasarkan taksonomi Bloom tadi.

3.      Memilih Materi Pokok Pembelajaran
Materi pokok yang dibuat berdasarkan pada pencapaian tujuan pembelajaran. Materi pokok pembelajaran merupakan alat bahkan sekaligus yang menjadi proses pengalaman bagi siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, materi pokok pembelajaran adalah pokopokok materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana dalam pencapaian kompetensi dasar yang disusun berdasarkan indikator hasil belajar.

4.      Menentukan Strategi Pembelajaran
Yaitu, merupakan upaya guru dalam cara penyampaian materi yang telah dibuat tadi untuk lebih mudah disampaikan kepada siswa dengan cara seefektif mungkin. Berbagai cara yang dilakukan guru dalam penyampaian materi ini adalah menggunakan metode yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa yang menjadi subyek belajar. Roestiyah22 berpendapat bahwa “di dalam proses belajar-mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.
5.      Membuat Evaluasi/Penilaian
Evaluasi di sini merupakan alat untuk mengetahui atau mengukur sejauhmana kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan apakah tercapai sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan ataukah tidak. Dalam proses pembelajaran kegiatan evaluasi sangat perlu dilakukan oleh guru. Moh. Surya23 berpendapat, “salah satu kegiatan yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan tugas dan peranannya ialah kegiatan evaluasi”.
6.      Melaksanakan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan realiasi kegiatan yang telah direncanakan atau dipersiapkan sebelumnya. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembelajaran faktor guru sangat dominan berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa. Tugas dan tanggung jawab guru dalam pelaksanaan pembelajaran meliputi:
a.      Kegiatan Awal Pada kegiatan ini guru mulanya berhadapan langsung dengan kondisi dan siatuasi yang menjadi tempat kegiatan dalam pembelajaran. Situasi tempat belajar perlu diatur demi kelancaran belajar dalam mencapai tujuan yang lebih efektif. Kondisi belajar merupakan sesuatu yang amat penting dan menentukan keberhasilan belajar anak .
b.      Menciptakan Iklim Kelas
Dalam menciptakan kondisi kelas ini diutamakan guru harus dapat mengorganisir sumber-sumber potensi yang menjadi bagian dalam proses pembelajaran
c.       Membuka Pelajaran
Setelah menciptakan iklim kelas dianggap cukup, selanjutnya membuka materi pelajaran yang akan disajikan. Menurut Hunt26 dalam penyajian materi pelajaran meliputi lima tahapan yang disebut teori ROPES, singkatan dari kata Review, Overview, Presentase, Exercise, dan Summary. Dari lima tahapan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1)      Tahap I (Review)
Pada tahap ini guru harus dapat menjajaki kemampuan dan kebutuhan siswa yang menjadi karakter masingmasing dengan latar belakang yang berbeda-beda.

2)      Tahap II : (Overview)
Pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran yang akan disampaikan. Dalam penyampaian materi guru menjelaskan teknik atau strategi atau metode yang akan dilakukan dengan dasar hasil dari penjajakan pada tahap I tadi.
3)      Tahap III (Presentase)
Presentasi adalah tahap penyampaian materi pembelajaran. Pada tahap ini, guru menjelaskan materi-materi pokok dengan metode yang telah disesuaikan tadi. Dalam penyampaian materi ini guru harus dapat berpegang pada aktivitas belajar siswa secara aktif. Dengan kata lain guru harus dapat membelajarkan siswa lebih optimal.
4)      Tahap IV (Exercise)
Exercise merupakan tahap untuk memberikan kesempatan pada siswa melakukan latihan-latihan. Yang dimaksud dengan latihan di sini, yaitu menerapkan materi dengan melakukan pertanyaanpertanyaan atau praktek.
5)      Tahap V (Summary)
Summary merupakan tahap akhir dari kegiatan. Pada tahap ini guru harus dapat menyimpulkan atau meresume dari materimateri yang telah dipelajari. Menurut Rosyada, selain dari kelima tahapan tersebut masih diperlukan lagi, yaitu tahap evaluasi.

Dari kelima tahapan dalam membuka pelajaran yang dimaksud dapat kita sederhanakan menjadi tiga tahapan, yaitu:
Tahap I : Pendahuluan
a.       Sebelum menyajikan materi yang akan disampaikan, guru perlu menjajaki kemampuan dan kebutuhan siswa dari masing-masing karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda dengan cara melakukan tes awal (free-test), wawancara, atau tanya jawab.
b.      Menyampaikan informasi tentang maksud dan tujuan materi yang akan disampaikan atau disajikan.
Tahap II : Kegiatan Inti/Pokok
Pada kegiatan inti berdasarkan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berkarakter menggunakan istilah:
a.       Eksplorasi
b.      Elaborasi
c.       Konfirmasi
Tahap III : Kegiatan Akhir/Penutup
a.       Menyimpulkan atau merangkum materi pelajaran yang telah dipelajari siswa.
b.      Memberikan penguatan perhatian siswa terhadap hal-hal pokok materi pelajaran, agar informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat terhadap materi pelajaran selanjutnya.
c.       Memberikan tindak lanjut, baik berupa saran atau ajakan terhadap rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

d.      Mengevaluasi Pembelajaran
Evaluasi merupakan salah satu komponen penting untuk mengukur keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan. Wayan Nurkencana28 berpendapat evaluasi adalah “suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai darpada sesuatu”.
Berdasarkan pengertian ini, evaluasi pembelajaran adalah suatu tindakan untuk menentukan nilai hasil belajar siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Suharsimi Arikunto29 berpandangan secara garis besar alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu tes dan non tes. Juga Sumiati30 menyatakan, “ada dua macam teknik yang digunakan dalam melaksanakan evaluasi, yaitu teknik tes dan teknik bukan tes.
Merujuk dari kedua pendapat ini pada dasarnya sama, bahwa dalam pelaksanaan tes dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu teknik tes dan teknik non tes.

D.Strategi Manajemen Kelas
1.      Penataan Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar dikelas sebagai situasi buatan yang berhubungan dengan proses pmbelajaran atau konteks terjadinya pengalaman belajar, dapat diklasifikasikan dalam (keadaan) fisik dan lingkungan sosial. Pengelolaan lingkungan fisik meliputi penataan ruang kelas, pengaturan tempat duduk, ventilasi dan pengaturan cahaya yang cukup menjamin kesehatan siswa dan pengaturan penyimpanan Penataan lingkungan belajar  barang yang diatur sedemikian rupa sehingga barang-barang tersebut segera dapat digunakan. Pengelolaan lingkungan sosial meliputi interaksi guru dansiswa, siswa dengan siswa, dan siswa, guru, serta lingkungan sekitarnya. Segala sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan pesan yang
memacu atau menghambat belajar. Segala yang dapat kita lihat, biasanya memberi inspirasi untuk melahirkan pikiran yang orisinil. Demikian juga lingkungan belajar yang tertata rapih memberi inspirasi berpikir yang cermat dan kekuatan belajar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas secara fisik adalah:
a.       Penataan bangku dalam kelas
Dekorasi interior kelas perlu dirancang yang memungkinkan siswa
belajar secara aktif, yakni menyenangkan dan menantang. Formasi bangku dalam kelas dapat dengan mudah dipindah-pindah, maka sangat mungkin menggunakan formasi ini sesuai dengan yang diinginkan.
b.      Hiasan dinding
Dinding merupakan panjangan pesan yang setiap hari bisa dirubah, diganti sesuai pesan yang ingin disampaikan.
c.       Papan tulis, kapur tulis, dan lain-lain
Ukurannya disesuaikan, warnanya harus kontras, penempatannya memperhatikan estetika dan terjangkau oleh anak didik.
d.      Halaman sekolah
Manajemen sekolah wajib membuat segalanya hidup, memberi pesan dan membawa kesan. Kebersihan akan membawa rasa nyaman saat belajar. Guru memeriksa keberhasilan dan ketertiban kelas dan halaman sekolah Selain pengelolaan kelas secara fisik yang telah disebutkan diatas seorang guru juga sebaiknya mengelola lingkungan sosial di dalam kelas dengan baik, pengelolaan sosial di dalam kelas bisa dengan menerapkan berbagai macam metode pembelajaran yang berfariasi.
2.       Cara pengajaran guru (pendidik)
Dalam rangka memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif, maka guru harus mampu memilih cara yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena mengajar adalah hal yang kompleks dan melibatkan
peserta didik yang bervariasi, maka seorang pendidik harus mampu dan
menguasai beragam strategi dan perspektif serta dapat mengaplikasikannya secara fleksibel Dalam hal ini guru harus mampu menguasai materi pelajaran, strategi pengajaran, mempunyai keahlian mengelola kelas, keahlian motivasional, keahlian komunikasi dan dapat bekerja secara efektif dengan murid dari latar belakang kultural yang beragam.Dalam meningkatkan pembelajaran yang efektif dalam bentuk dampak instruksional dan untuk mengarahakan dampak pengiring terhadap hal-hal yang positif, guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dengan cara pengajaran tertentu. Upaya peningkatan kualitas pembelajaran dapat ditempuh dengan bentuk strategi pembelajaran berikut ini:
a)      Strategi pembelajaran seluruh kelas yang meliputi:
1)      Ceramah adalah memberikan pengetahuan secara verbal dengan cara guru mempresentasikan yang berfungsi untuk memberikan pengetahuan dasar yang dibutuhkan untuk aktifitas-aktifitas mendatang, mempresentasikan suatu pengetahuan penting bagi murid untuk dipelajari.
2)      Diskusi, memfokuskan pada interaksi, yang mana murid sebagai partisipan dipersilahkan mengekspresikan pengetahuan dan pemahaman serta opini tentang suatu topik.
3)      Debat adalah strategi yang mengehendaki berpikir lebih tingkat tinggi, yang mana murid mempelajari informasi tentang suatu isyu atau ide dengan mengambil posisi pro atau kotra. Sehingga siswa harus belajar mendengarkan, memanipulasi pengetahuan untuk menarik minat, baik kebutuhan-kebutuhan factual maupun emosional pada audiencenya.
4)      Demontrasi guru merupakan stratgei guru menempatkan peranya
4)untuk memberikan pengetahuan atau ketrampilan dengan demonstrasi suatu metode. Strategi ini dipilih karena keterbatasan waktu dan kelangkaan bahan yang diperlukan.
5)      Memberikan pengarahan pengarahan adalah memberikan informasi yang efisien tentng apa, mengapa, bagaima, dimana, kaan tugas dan aktifitas kelas.
b)      Strategi pembelajaran kelompok kecil meluputi:
1)      Pembelajaran kooperatif adalah formasi kelompok yang “menshare” suatu pembelajaran yang sama, bekerja independen untuk mencapai suatu penguasaan dan memastikan bahwa semua anggota kelompok dapat meraih tujuan kelompok secara sukses.
2)      Pembelajaran kolaboratif adalah yang mengehendaki siswa bekerja bersama tetapi hasilnya lebih terbuka pada umumnya. Responsibilitas individual bagi pembelajaran ini lebih besae ketimbang dalam situasi kooperatif.
c)      Strategi pembelajaran dengan bekerja berpasangan:
1)      Mentor-mentor murid yaitu membentuk pasangan-pasangan murid dengan ketrampilan yang tak sama, dengan menempatkan salah satu murid yang ssudah siap untuk menjadi tutor tean pasanganya.
2)      Berpasangan secara random (acak) digunakan dalam suatu basis
2)jangka pendek sebab hanya berpikir sejnak, untuk memneuhi kebutuhan murit atau emmeneuhi tuntutan tugas.
d)     Strategi pembelajaran individu
Strategi dengan bekerja secara independen oleh murid dalam mempelajari ketrampilan atau pengetahuan dan mempraktikkan serta memastikan tingkat peahamannya. Guru harus dengan cerdas memilih dan menggunakan metode pembelajaran atau dengan mengkombinasikan dari beberpa metode yang sesuai dengan kondisi yang ada. Seorang guru dalam mengelola kelas harus mampu menciptakan kondisi yang optimal dan mempertahankan kondisi kelas tetap kondusif ketika tingkah laku peserta didik menyimpang dan mengganggu proses belajar mengajar dengan cara memberikan pengejaran yang menyenangkan.
3.      Pengaturan perilaku dan pemberian motivasi kepada siswa
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan dan lingkungan dimana siswa berinteraksi, diharapkan mampu membentuk sikap dan perilaku siswa yang baik. Dalam prosesnya, sering kali muncul perilaku siswa yang menganggu kondisi kelas. Oleh karena itu, guru dapat menerapkan sistem reward dan punishment. Reward atau penghargaan diberikan kepada siswa yang berprestasi atau berperilaku baik, dan punishment atau sanksi (hukuman) dikenakan terhadap siswa yang melanggar peraturan. Reward dan punishment berfungsi untuk menumbuhkan motivasi siswa.Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Clayton Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar dengan senang dan belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kagiatannya.Seorang guru seharusnya mempunyai Strategi untuk motivasi siswasiswa di dalam pembelajaran. Menurut Catharina ada beberapa strategi motivasi belajar antara lain sebagai berikut:
a.       Membangkitkan minat belajar
Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengatahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. Cara lain yang dapat dilakukan adalah memberikan pilihan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari dan cara-cara mempelajarinya.
b.      Mendorong rasa ingin tahu
Guru yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk membangkitkan dan memelilhara rasa ingin tahu siswa didalam kegiatan pemmbelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, diskoveri, inkuiri, diskusi, curah pendapat, dan sejenisnya merupakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu siswa.
c.       Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik
Motivasi untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik dan juga penggunaan variasi metode penyajian.
d.      Membantu siswa dalam merumuskan tujuan belajar
Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri dan bukan dirumuskan atau ditetapkan oleh orang lain.






Daftar Rujukan

Eggen, Paul D & Don Kauchak, (1994), Education Psychology Classroom Connection, New York : McMillan College Publishing Company Inc.
Maman Rahman, (1998), Manajemen Kelas, Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Suharsimi Arikunto, (1993) Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta : PT. Aneka Cipta.
Depdiknas, Manajemen Sekolah, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta, 2000.




5 komentar: