Manajemen
Kelas
A.
Konsep Manajemen Pembelajaran
Setiap ahli memberi
pandangan yang berbeda tentang batasan manajemen, karena itu tidak mudah
memberi arti universal yang dapat diterima semua orang. Namun demikian dari
pikiran-pikiran ahli tentang definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa
manajemen merupakan suatu proses tertentu yang menggunakan kemampuan atau
keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang di dalam pelaksanaannya dapat
mengikuti alur keilmuan secara ilmiah dan dapat pula menonjolkan kekhasan atau
gaya manajer dalam mendayagunakan kemampuan orang lain
Dengan demikian
terdapat tiga fokus untuk mengartikan manajemen yaitu:
1.
manajemen
sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya menjadi cikal bakal manajemen
sebagai suatu profesi.
2.
manajemen
sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style) seseorang dalam menggunakan
atau memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan.
Berikut ini merupakan
definisi manajemen dari beberapa ahli yang mencerminkan ketiga fokus tersebut.
1.
Stoner
(1992:8) manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
2.
Sudjana
(2000:77); manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan
seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam
pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya. Hal
tersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang ada dalam organisasi
dan diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
3.
Manajemen
sebagai suatu seni yang tercermin dalam pengertian yang dikemukakan American
Society of mechanical Engineers; manajemen merupakan ilmu dan seni
mengorganisasi dan memimpin usaha manusia, menerapkan pengawasan dan pengendalian
tenaga serta memanfaatkan bahan alam bagi kebutuhan manusia.
Dengan demikian
manajemen merupakan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh
seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun bersama
orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi
secara produktif, efektif dan efisien.
Manajemen atau
pengelolaan diartikan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran. Sedangkan kelas diartikan secara umum sebagai sekelompok
siswa yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang
sama pula.
Dalam arti sempit
kelas menunjukan suatu ruangan (dibatasi 4 dinding) atau tempat dimana
murid-murid belajar, tiap bangunan sekolah di bagi kedalam ruangan-ruangan
bagunan yang menunjukan ruangan kelas.
Dalam arti luas kelas
dapat pula diartikan sebagai kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru
kepada murid-murid dalam sutau ruangan untuk sutau tingkat tertentu pada jam
tertentu. Kelas yang dimaksudkan disini adalah mencakup kedua pengertian
tersebut, yaitu hanya sebagai ruangan yang menunjukan tingkatan tertentu, akan
tetapi juga menunjukan kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
Dengan demikian,
manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana
belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa
untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa
manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar
mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan
belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan
situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu sehingga
pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai (Dirjen
PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996).
Mengelola kelas merupakan keterampilan yang
harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan
bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek manajemen kelas.
Adapun aspekaspek yang perlu diperhatikan dalam manjemen kelas adalah sifat
kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif dan kreatif.
Manajemen Kelas adalah rentetan kegiatan guru
untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, yaitu
meliputi : tujuan pengajaran, pengaturan waktu, pengaturan ruangan dan
peralatan, dan pengelompokan siswa dalam belajar. (Alam S : 1B)
Dari Wilford A. Weber : 1986 manajemen kelas
adalah :
1.
Seperangkat
kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas
melalaui penggunaan disiplin (pendekatan otoriter)
2.
Seperangkat
kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas
melalui intimidasi pendekatan intimidasi)
3.
Seperangkat
kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa (pendekatan permisif) -
Seperangkat kegiatan guru menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti
petunjuk/resep yang telah disajikan (pendekatan buku masak)
4.
Seperangkat
kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan
pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik (pendekatan
instruksional)
5.
Seperangkat
kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan
dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan (pendekatan perubahan
perilaku)
6.
Seperangkat
kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim
sosio-emosional kelas yang positif (pendekatan penciptaan iklim
sosio-emosional)
7.
Seperangkat
kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang
efektif (pendekatan sistem sosial)
Pengelolaan kelas yang mengharuskan guru
melaksanakan berbagai tugas : perencanaan,mengorganisir,mengkoordinasi,mengarahkan,mengendalikan,
mengkomunikasikan, merawat dan memupuk
B.
Tujuan Manajemen Kelas
Manajemen kelas pada
umumnya bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian
tujuan pembelajaran. Adapun kegiatan pengelolaan fisik dan pengelolaan
sosio-emosional merupakan bagian dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan belajar
siswa.
Tujuan pengelolaan
kelas menurut A.C. Wragg : 25
a.
Anak-anak
memberikan respon yang setimpal terhadap perlakuan yang sopan dan penuh
perhatian dari orang dewasa.
b.
Mereka
akan bekerja dengan rajin dan penuh konsentrasi dalam melakukan tugas-tugas
yang sesuai dengan kemampuannya.
Indikator
Keberhasilan dalam pengelolaan kelas adalah :
a.
Terciptanya
suasana/kondisi belajar mengajar yang kondusif (tertib, lancar, berdisiplin dan
bergairah)
b.
Terjadinya
hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan antara siswa
dengan siswa (Alam S : 2003)
Tujuan manajemen
kelas : (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen : 1996)
a.
Mewujudkan
situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
semaksimal mungkin
b.
Menghilangkan
berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran
c.
Menyediakan
dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan
siswa belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional dan intelektual siswa
dalam kelas.
d.
Membina
dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang social, ekonomi, budaya serta
sifat-sifat individualnya.
C.
Proses
Manajemen Kelas
Langkah-langkah
Kegiatan Manajemen Kelas Langkah-langkah kegiatan manajemen kelas adalah
penyusunan rangkaian kegiatan yang dilakukan guru sebagai manajer/pemimpin
pembelajaran di kelas adalah:
1.
Merencanakan Pembelajaran
Berkenaan dengan perencanaan, William H.
Newman18 menyatakan, “perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan.
Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan
penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program,
penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan
berdasarkan jadwal sehari-hari”.
Bertolak dari pengertian tersebut, bahwa
dalam perencanaan terdapat rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Dalam konteks perencanaan pembelajaran, adalah berkaitan dengan
penyusunan langkahlangkah dalam pencapaian tujuan belajar siswa yang dilakukan
guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan siswa supaya mau mengikuti
kegiatan belajar.
2.
Merumuskan
Tujuan
Pembelajaran Dalam hal ini, guru dituntut
untuk menguasai dan mengetahui tentang tujuan yang selama ini menjadi acuan
dalam rumusan pencapain tujuan pembelajaran. Berdasarkan taksonomi Bloom21 , klasifikasi
rumusan tujuan pembelajaran dapat dikelompokan ke dalam tiga ranah, yaitu:
a.
Ranah
kognitif, yang mencakup tujuan yang berhubungan dengan ingatan (recall),
pengetahuan, kemampuan intelektual.
b.
Ranah
afektif, yang mencakup tujuan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan
sikap, nilai, perasaan, dan minat.
c.
Ranah
psikomotorik, yang mencakup tujuan yang berhubungan dengan kemampuan gerak
dalam keterampilan
Dari ketiga ranah tujuan tersebut, yaitu
kemungkinan-kemungkinan hasil belajar siswa dalam bentuk tingkah laku yang
diperoleh setelah pembelajaran. Rumusan tujuan pembelajaran dibuat dan
diorientasikan berdasarkan analisis terhadap kebutuhan dan kemampuan siswa.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi, istilah tujuan pembelajaran merupakan
kompetensi dasar, sedangkan tujuan pembelajaran yang lebih bersifat khusus
merupakan indikator yang menjadi bentuk tingkah laku hasil dari belajar
berdasarkan taksonomi Bloom tadi.
3.
Memilih Materi Pokok Pembelajaran
Materi pokok yang dibuat berdasarkan pada
pencapaian tujuan pembelajaran. Materi pokok pembelajaran merupakan alat bahkan
sekaligus yang menjadi proses pengalaman bagi siswa selama mengikuti proses
pembelajaran. Dengan kata lain, materi pokok pembelajaran adalah pokopokok
materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana dalam pencapaian kompetensi
dasar yang disusun berdasarkan indikator hasil belajar.
4.
Menentukan Strategi Pembelajaran
Yaitu, merupakan upaya guru dalam cara
penyampaian materi yang telah dibuat tadi untuk lebih mudah disampaikan kepada
siswa dengan cara seefektif mungkin. Berbagai cara yang dilakukan guru dalam
penyampaian materi ini adalah menggunakan metode yang disesuaikan dengan
kemampuan dan kebutuhan siswa yang menjadi subyek belajar. Roestiyah22
berpendapat bahwa “di dalam proses belajar-mengajar, guru harus memiliki
strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada
tujuan yang diharapkan.
5.
Membuat Evaluasi/Penilaian
Evaluasi di sini merupakan alat untuk
mengetahui atau mengukur sejauhmana kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
apakah tercapai sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan ataukah tidak. Dalam
proses pembelajaran kegiatan evaluasi sangat perlu dilakukan oleh guru. Moh.
Surya23 berpendapat, “salah satu kegiatan yang harus dilakukan guru dalam
melaksanakan tugas dan peranannya ialah kegiatan evaluasi”.
6.
Melaksanakan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan realiasi
kegiatan yang telah direncanakan atau dipersiapkan sebelumnya. Oleh karena itu
dalam pelaksanaan pembelajaran faktor guru sangat dominan berpengaruh terhadap
aktivitas belajar siswa. Tugas dan tanggung jawab guru dalam pelaksanaan
pembelajaran meliputi:
a. Kegiatan Awal Pada kegiatan ini guru mulanya
berhadapan langsung dengan kondisi dan siatuasi yang menjadi tempat kegiatan
dalam pembelajaran. Situasi tempat belajar perlu diatur demi kelancaran belajar
dalam mencapai tujuan yang lebih efektif. Kondisi belajar merupakan sesuatu
yang amat penting dan menentukan keberhasilan belajar anak .
b.
Menciptakan
Iklim Kelas
Dalam menciptakan kondisi kelas ini
diutamakan guru harus dapat mengorganisir sumber-sumber potensi yang menjadi
bagian dalam proses pembelajaran
c.
Membuka
Pelajaran
Setelah menciptakan iklim kelas dianggap
cukup, selanjutnya membuka materi pelajaran yang akan disajikan. Menurut Hunt26
dalam penyajian materi pelajaran meliputi lima tahapan yang disebut teori
ROPES, singkatan dari kata Review, Overview, Presentase, Exercise, dan Summary.
Dari lima tahapan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1)
Tahap I
(Review)
Pada tahap ini guru harus dapat menjajaki
kemampuan dan kebutuhan siswa yang menjadi karakter masingmasing dengan latar
belakang yang berbeda-beda.
2)
Tahap II
: (Overview)
Pada tahap ini guru menyampaikan materi
pelajaran yang akan disampaikan. Dalam penyampaian materi guru menjelaskan
teknik atau strategi atau metode yang akan dilakukan dengan dasar hasil dari
penjajakan pada tahap I tadi.
3)
Tahap III
(Presentase)
Presentasi adalah tahap penyampaian materi
pembelajaran. Pada tahap ini, guru menjelaskan materi-materi pokok dengan metode
yang telah disesuaikan tadi. Dalam penyampaian materi ini guru harus dapat
berpegang pada aktivitas belajar siswa secara aktif. Dengan kata lain guru
harus dapat membelajarkan siswa lebih optimal.
4)
Tahap IV
(Exercise)
Exercise merupakan tahap untuk memberikan
kesempatan pada siswa melakukan latihan-latihan. Yang dimaksud dengan latihan
di sini, yaitu menerapkan materi dengan melakukan pertanyaanpertanyaan atau
praktek.
5)
Tahap V
(Summary)
Summary merupakan tahap akhir dari kegiatan.
Pada tahap ini guru harus dapat menyimpulkan atau meresume dari materimateri
yang telah dipelajari. Menurut Rosyada, selain dari kelima tahapan tersebut
masih diperlukan lagi, yaitu tahap evaluasi.
Dari kelima tahapan dalam membuka pelajaran
yang dimaksud dapat kita sederhanakan menjadi tiga tahapan, yaitu:
Tahap I : Pendahuluan
a.
Sebelum
menyajikan materi yang akan disampaikan, guru perlu menjajaki kemampuan dan
kebutuhan siswa dari masing-masing karakteristik dan latar belakang yang
berbeda-beda dengan cara melakukan tes awal (free-test), wawancara, atau tanya
jawab.
b.
Menyampaikan
informasi tentang maksud dan tujuan materi yang akan disampaikan atau
disajikan.
Tahap II : Kegiatan Inti/Pokok
Pada kegiatan inti berdasarkan Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berkarakter menggunakan istilah:
a.
Eksplorasi
b.
Elaborasi
c.
Konfirmasi
Tahap III : Kegiatan Akhir/Penutup
a.
Menyimpulkan
atau merangkum materi pelajaran yang telah dipelajari siswa.
b.
Memberikan
penguatan perhatian siswa terhadap hal-hal pokok materi pelajaran, agar informasi
yang telah diterima dapat membangkitkan minat terhadap materi pelajaran
selanjutnya.
c.
Memberikan
tindak lanjut, baik berupa saran atau ajakan terhadap rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
d.
Mengevaluasi
Pembelajaran
Evaluasi merupakan salah satu komponen
penting untuk mengukur keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan. Wayan
Nurkencana28 berpendapat evaluasi adalah “suatu tindakan atau suatu proses
untuk menentukan nilai darpada sesuatu”.
Berdasarkan pengertian ini, evaluasi pembelajaran
adalah suatu tindakan untuk menentukan nilai hasil belajar siswa dalam
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Suharsimi Arikunto29
berpandangan secara garis besar alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan
menjadi dua macam, yaitu tes dan non tes. Juga Sumiati30 menyatakan, “ada dua
macam teknik yang digunakan dalam melaksanakan evaluasi, yaitu teknik tes dan
teknik bukan tes.
Merujuk dari kedua pendapat ini pada dasarnya
sama, bahwa dalam pelaksanaan tes dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu teknik
tes dan teknik non tes.
D.Strategi
Manajemen Kelas
1.
Penataan Lingkungan
Belajar
Lingkungan belajar dikelas sebagai situasi
buatan yang berhubungan dengan proses pmbelajaran atau konteks terjadinya
pengalaman belajar, dapat diklasifikasikan dalam (keadaan) fisik dan lingkungan
sosial. Pengelolaan lingkungan fisik meliputi penataan ruang kelas, pengaturan
tempat duduk, ventilasi dan pengaturan cahaya yang cukup menjamin kesehatan
siswa dan pengaturan penyimpanan Penataan lingkungan belajar barang yang diatur sedemikian rupa sehingga
barang-barang tersebut segera dapat digunakan. Pengelolaan lingkungan sosial
meliputi interaksi guru dansiswa, siswa dengan siswa, dan siswa, guru, serta
lingkungan sekitarnya. Segala
sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan pesan yang
memacu atau menghambat belajar. Segala yang
dapat kita lihat, biasanya memberi inspirasi untuk melahirkan pikiran yang
orisinil. Demikian juga lingkungan belajar yang tertata rapih memberi inspirasi
berpikir yang cermat dan kekuatan belajar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengelolaan kelas secara fisik adalah:
a. Penataan bangku dalam kelas
Dekorasi interior kelas perlu dirancang yang
memungkinkan siswa
belajar secara aktif, yakni menyenangkan dan
menantang. Formasi bangku dalam kelas dapat dengan mudah dipindah-pindah, maka
sangat mungkin menggunakan formasi ini sesuai dengan yang diinginkan.
b. Hiasan dinding
Dinding merupakan panjangan pesan yang setiap
hari bisa dirubah, diganti sesuai pesan yang ingin disampaikan.
c. Papan tulis, kapur tulis, dan lain-lain
Ukurannya disesuaikan, warnanya harus kontras,
penempatannya memperhatikan estetika dan terjangkau oleh anak didik.
d. Halaman sekolah
Manajemen sekolah wajib membuat segalanya
hidup, memberi pesan dan membawa kesan. Kebersihan akan membawa rasa nyaman
saat belajar. Guru memeriksa keberhasilan dan ketertiban kelas dan halaman sekolah Selain
pengelolaan kelas secara fisik yang telah disebutkan diatas seorang guru juga
sebaiknya mengelola lingkungan sosial di dalam kelas dengan baik, pengelolaan
sosial di dalam kelas bisa dengan menerapkan berbagai macam metode pembelajaran
yang berfariasi.
2. Cara pengajaran guru (pendidik)
Dalam rangka memelihara kondisi dan suasana
belajar yang efektif, maka guru harus mampu memilih cara yang tepat dalam
pelaksanaan pembelajaran. Karena mengajar adalah hal yang kompleks dan
melibatkan
peserta didik yang bervariasi, maka seorang
pendidik harus mampu dan
menguasai beragam strategi dan perspektif serta
dapat mengaplikasikannya secara fleksibel Dalam hal ini guru harus mampu
menguasai materi pelajaran, strategi pengajaran, mempunyai keahlian mengelola
kelas, keahlian motivasional, keahlian komunikasi dan dapat bekerja secara
efektif dengan murid dari latar belakang kultural yang beragam.Dalam
meningkatkan pembelajaran yang efektif dalam bentuk dampak instruksional dan
untuk mengarahakan dampak pengiring terhadap hal-hal yang positif, guru harus
mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dengan cara pengajaran tertentu.
Upaya peningkatan kualitas pembelajaran dapat ditempuh dengan bentuk strategi
pembelajaran berikut ini:
a) Strategi pembelajaran seluruh kelas
yang meliputi:
1) Ceramah adalah memberikan pengetahuan
secara verbal dengan cara guru mempresentasikan yang berfungsi untuk memberikan
pengetahuan dasar yang dibutuhkan untuk aktifitas-aktifitas mendatang,
mempresentasikan suatu pengetahuan penting bagi murid untuk dipelajari.
2) Diskusi, memfokuskan pada interaksi,
yang mana murid sebagai partisipan dipersilahkan mengekspresikan pengetahuan
dan pemahaman serta opini tentang suatu topik.
3) Debat adalah strategi yang
mengehendaki berpikir lebih tingkat tinggi, yang mana murid mempelajari informasi
tentang suatu isyu atau ide dengan mengambil posisi pro atau kotra. Sehingga
siswa harus belajar mendengarkan, memanipulasi pengetahuan untuk menarik minat,
baik kebutuhan-kebutuhan factual maupun emosional pada audiencenya.
4) Demontrasi guru merupakan stratgei
guru menempatkan peranya
4)untuk memberikan pengetahuan atau ketrampilan
dengan demonstrasi suatu metode. Strategi ini dipilih karena keterbatasan waktu
dan kelangkaan bahan yang diperlukan.
5) Memberikan pengarahan pengarahan
adalah memberikan informasi yang efisien tentng apa, mengapa, bagaima, dimana,
kaan tugas dan aktifitas kelas.
b)
Strategi
pembelajaran kelompok kecil meluputi:
1)
Pembelajaran
kooperatif adalah formasi kelompok yang “menshare” suatu pembelajaran yang
sama, bekerja independen untuk mencapai suatu penguasaan dan memastikan bahwa
semua anggota kelompok dapat meraih tujuan kelompok secara sukses.
2)
Pembelajaran
kolaboratif adalah yang mengehendaki siswa bekerja bersama tetapi hasilnya
lebih terbuka pada umumnya. Responsibilitas individual bagi pembelajaran ini
lebih besae ketimbang dalam situasi kooperatif.
c)
Strategi
pembelajaran dengan bekerja berpasangan:
1) Mentor-mentor murid yaitu membentuk
pasangan-pasangan murid dengan ketrampilan yang tak sama, dengan menempatkan
salah satu murid yang ssudah siap untuk menjadi tutor tean pasanganya.
2) Berpasangan secara random (acak)
digunakan dalam suatu basis
2)jangka pendek sebab hanya berpikir
sejnak, untuk memneuhi kebutuhan murit atau emmeneuhi tuntutan tugas.
d)
Strategi
pembelajaran individu
Strategi dengan bekerja secara independen oleh
murid dalam mempelajari ketrampilan atau pengetahuan dan mempraktikkan serta
memastikan tingkat peahamannya. Guru harus dengan cerdas memilih dan menggunakan
metode pembelajaran atau dengan mengkombinasikan dari beberpa metode yang
sesuai dengan kondisi yang ada. Seorang guru dalam mengelola kelas harus mampu
menciptakan kondisi yang optimal dan mempertahankan kondisi kelas tetap
kondusif ketika tingkah laku peserta didik menyimpang dan mengganggu proses belajar
mengajar dengan cara memberikan pengejaran yang menyenangkan.
3.
Pengaturan
perilaku dan pemberian motivasi kepada siswa
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan dan
lingkungan dimana siswa berinteraksi, diharapkan mampu membentuk sikap dan
perilaku siswa yang baik. Dalam prosesnya, sering kali muncul perilaku siswa
yang menganggu kondisi kelas. Oleh karena itu, guru dapat menerapkan sistem reward
dan punishment. Reward atau penghargaan diberikan kepada siswa yang berprestasi
atau berperilaku baik, dan punishment atau sanksi (hukuman) dikenakan terhadap
siswa yang melanggar peraturan. Reward dan punishment berfungsi untuk
menumbuhkan motivasi siswa.Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di
dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Clayton Motivasi belajar adalah
kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat
untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Jadi motivasi
belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar dengan
senang dan belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk
cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi
kegiatan-kagiatannya.Seorang guru seharusnya mempunyai Strategi untuk motivasi
siswasiswa di dalam pembelajaran. Menurut Catharina ada beberapa strategi motivasi
belajar antara lain sebagai berikut:
a. Membangkitkan minat belajar
Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa
adalah sangat penting dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengatahuan yang
dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. Cara lain yang dapat dilakukan
adalah memberikan pilihan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari
dan cara-cara mempelajarinya.
b. Mendorong rasa ingin tahu
Guru yang terampil akan mampu menggunakan cara
untuk membangkitkan dan memelilhara rasa ingin tahu siswa didalam kegiatan
pemmbelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, diskoveri, inkuiri, diskusi,
curah pendapat, dan sejenisnya merupakan beberapa metode yang dapat digunakan
untuk membangkitkan hasrat ingin tahu siswa.
c. Menggunakan variasi metode penyajian
yang menarik
Motivasi untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan
melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik dan juga penggunaan variasi
metode penyajian.
d. Membantu siswa dalam merumuskan
tujuan belajar
Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak
akan belajar keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau
ditetapkan oleh dirinya sendiri dan bukan dirumuskan atau ditetapkan oleh orang
lain.
Daftar Rujukan
Eggen,
Paul D & Don Kauchak, (1994), Education Psychology Classroom Connection,
New York : McMillan College Publishing Company Inc.
Maman
Rahman, (1998), Manajemen Kelas, Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jakarta:
Dirjen Dikti Depdikbud.
Suharsimi Arikunto, (1993) Manajemen
Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta : PT. Aneka Cipta.
Depdiknas, Manajemen Sekolah, Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta, 2000.
bagus skali makalah kakak
BalasHapusTerima kasih
Hapusmaterinya bagus
BalasHapusTerima kasih
HapusMaterinya sangat bermanfaat sekali 👍
BalasHapus