Senin, 26 Agustus 2019

Tugas 9 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar di Kelas


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR DI KELAS
A.                Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Muhibbin  Syah mengemukakan  bahwa  secara  global,faktor-faktor  yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni
1.      Faktor  internal  peserta  didik,  yakni  keadaan/kondisi  jasmani  dan  rohani peserta didik;
2.      Faktor  eksternal  peserta  didik,  yakni  kondisi  lingkungan  di  sekitar peserta didik
Selanjutnya Muhibbin Syah menjelaskan bahwa faktor internal peserta didik meliputi:
a.       Aspek fisiologis,  seperti  keadaan  mata  dan  telinga;
b.      Aspek psikologis,  seperti  intelegensi,  sikap,  bakat,  minat,  dan  motivasipeserta  didik.
Sedangkan faktor eksternal peserta didik meliputi:
a.       Lingkungan sosial peserta didik
b.      Lingkungan non sosial (rumah, gedung sekolah, dan sebagainya).
Kelima   faktor   yang   mempengaruhi pembelajaran akan diuraikan sebagai berikut:
a.       Motivasi
Motivasi menurut Sumadi Suryabrata sebagai dikutip Djaali adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu  guna  pencapaian  suatu  tujuan.Menurut  Abdurrahman  Shaleh  bahwa Motivasi  merupakan  pendorong  suatu  organisme  untuk  melakukan  sesuatu.
Dimyati mengemukakan bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan  dan  mengarahkan  perilaku  manusia,  termasuk  perilaku  belajar.Sementara  menurut  Gates  dan  kawan-kawan  mengemukakan  bahwa  motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis  yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu.23Greenberg menyatakan bahwa motivasi adalaah proses membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah dan tujuan.sehubungan dengan  kebutuhan  hidup  manusia  yang  mendasari  timbulnya motivasi, Abraham Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan dasar hidup manusia terbagi atas lima tingkatan, yaitu:
1)      Kebutuhan  fisiologis, yaitu kebutuan  pokok  yang  harus  dipenuhinya  dengan segera  seperti  keperluan  untuk  makan,  minum,  berpakaian,  dan  bertempat tinggal.
2)      Kebutuhan   keamanan, yaitu   kebutuhan   seseorang   untuk   memperroleh keselamatan,   keamanan,   jainan,   atau   perlindungan   dari   ancaman   yang membahayakan kelangsungan hidup dan kehidupan dengan segala aspeknya
3)      Kebutuhan  sosial, yaitu  kebutuhan  seseorang  untuk  disukai  dan  menyukai, dicintai  dan  mencintai,  bergaul,  berkelompok,  bermasyarakat,  berbangsa,  dan bernegara.
4)      Kebutuhan  akan  harga  diri, yaitu kebutuhan  seseorang  untuk  disukai  dan menyukai,   dicintai   dan   mencintai,   bergaul,   berkelompok,   bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
5)      Kebutuhan akan aktualisasidiri, yaitu kebutuhan seseorang untuk memperoleh kebanggaan,  kekaguman,  dan  kemasyhuran  sebagai  pribadi  yang  mampu  dan berhasil mewujudkan potensi bakatnya dengan hasil prestasi yang luar biasa.
b.      Sikap
Trow sebagai  dikutip  Djaali mendefinisikan  sikap  sebagai  suatu  kesiapan mental  atau  emosional  dalam  beberapa  jenis  tindakan  pada  situasi  yang  tepat.Sementara  Allport  seperti  dikutip  Gable  mengemukakan  bahwa sikap  adalah sesuatu   kesiapan   mental   dan   saraf   yang   tersusun   melalui   pengalaman   dan memberikan  pengaruh  langsung  kepada  respon  indidividu  terhadap  semua  obyek atau situasi yang berhubungan dengan obyek itu. 31Harlen mengemukakan bahwa sikap  merupakan  kesiapan  atau  kecenderungan  seseorang  untuk  bertindak  dalam menghadapi suatu obyek atau situasi tertentu.
Dari      beberapa   pengertian   sikap   di   atas,   maka   sikap   merupakan kecenderungan  untuk  bertindak  berkenaan  dengan  obyek  tertentu.  Sikap  bukan tindakan nyata (overt behavior) melainkan masih bersifat tertutup (cover behavior).Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas, sikap belajar dapat diartikan sebagai  kecenderungan  perilaku  seseorang  tatkala  ia  mempelajari  hal-hal  yang bersifat akademik.
Sikap  belajar  berperan  dalam  menentukan  aktivitas  belajar  siswa.  Sikap belajar  yang  positif  berkaitan  erat  dengan  minat  dan  motivasi.  Oleh  karena  itu, apabila faktor lainnya sama, siswa yang sikap belajarnya positif akan belajar lebih aktif  dan  dengan  demikian  akan  memperoleh  hasil  yang  lebih  baik  dibandingkan siswa yang sikap belajarnya negatif.
Cara mengembangkan sikap belajar yang positif:
1)      Bangkitkan    kebutuhan    untuk    menhargai    keindahan,    untuk    mendapat penghargaan, dan sebagainya
2)      Hubungkan dengan pengalaman yang lampau
3)      Beri kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
4)      Gunakan berbagaimetode mengajar seperti diskusi, kerja kelompok, membaca, demonstrasi, dan sebagainya.3.MinatMinat  adalah  rasa  lebih  suka dan  rasa  keterikatan  pada  suatu  hal  atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
c.       Minat
Pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat  hubungan  tersebut,  semakin  besar  minatnya.  Crow  and  Crow  mengatakan bahwa   minat   berhubungan   dengan   gaya   yang   mendorong   seseorang   untuk menghadapi  atau  berurusan  dengan  orang,benda,  kegiatan,  pengalaman  yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.37Jadi,  minat  dapat  diekpresikan  melalui  pernyataan  yang  menunjukkan bahwa   siswa   lebih   menyukai   suatu   hal   daripada   hal   lainnya,   dapat   pula dimanifestasikan  melalui  partisipasidalam suatu  aktivitas.  Minat  tidak  dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.
d.      kebiasaan belajar
Kebiasaan  belajar  dapat  diartikan  sebagai  cara  atau  teknik  yang  menetap pada  diri  siswa  pada  waktu  menerima  pelajaran,  membaca  buku,  mengerjakan tugas,  dan  pengaturan  waktu  untuk  menyelesaikan  kegiatan.  Kebiasaan  belajar dibagi ke dalam dua bagian, yaitu Delay Avoidan(DA) dan Work  Methods(WM). DA   menunjuk   pada   ketepatan   waktu   penyelesaian   tugas0tugas   akademis, menghindarkan  diri  dari  hal-hal  yang  memungkinkan  tertundanya  penyelesaian tugas, dan menghilangkan rangsangan  yang akan  mengganggu konsentrasi dalam belajar.  Adapun WM  menunjuk  kepada  penggunaan  cara  (prosedur)  belajar  ang efektif, dan efisiensi dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar.
e.       Konsep Diri
Konsep  diri  adalah  pandangan  seseorang tentang  dirinya  sendiri  yang menyangkut apa  yang ia ketahuidan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya,  serta  bagaimana  perilakunya  tersebut  berpengaruh  terhadap  orang lain.40Di  sini  konsep  diriyang  dimaksud  adalah  bayangan  seseorang  tentang keadaan  dirinya  sendiri  pada  saat  ini  dan  bukanlah  bayangan  ideal  dari  dirinya sendiri    sebagaimana    yang    diharapkan    atau    yang    disukai    oleh    individu bersangkutan.  
Konsep   diri   berkembang   dari   pengalaman   seseorang   tentang berbagai  hal  mengenai  dirinya  sejak  ia  kecil,  terutama  yang  berkaitan  dengan perlakuan oranglain terhadap dirinya.41Konsep diri pada mulanya berasal dari perasaan dihargai atau tidak dihargai, apakah ia diterima dan diinginkan kehadirannya oleh keluarganya. Perasaan inilah yang  menjadi  landasan  dari  pandangan,  penilaian,  atau  bayangan  seseorangmengenai dirinya sendiri yang keseluruhannya disebut konsep diri.Dalam teeori psikoanalisis, proses perkembangan konsep diri disebut proses pembentukan ego(the process of ego formation).
Menurut aliran ini, egoyang sehat adalah egoyang dapat mengontrol dan mengarahkan kebutuhan primitif (dorongan libido)  supaya  setara  dengan  dorongan  dari  super egoserta  tuntutan  lingkungan. Untuk mengembangkan egoatau diri (self) yang sehat adalah dengan memberikan kasih sayang yang cukupdan dengan cara orang tua menunjukkan sikap menerima anaknya dengan segala kelebihan dan kekurangannya, terutama pada tahun-tahun pertama dari perkembangnannya.Lebih  lanjut  dikatakan  bahwa  konsep  diri  terbentuk  karena  empat  faktor, yaitu:
1)      Kemampuan (competence);
2)      Perasaan mempunyai arti bagi orang lain (significance to others);
3)      Kebajikan (virtues); 
4)      Kekuatan (power).
   B.     Mengatur Kondisi Kelas dan Iklim Belajar\
Pengelolaan kelas dalam pengembangan budaya dan iklim sekolah adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana dan kondisi belajar di dalam kelas agar menjadi kondusif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Dengan kata lain pengelolaan kelas merupakan usaha dalam mengatur segala hal dalam proses pembelajaran, seperti lingkungan fisik dan sistem pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang efektif membutuhkan kondisi kelas yang kondusif. Kelas yang kondusif adalah lingkungan belajar yang mendorong terjadinya proses belajar yang intensif dan efektif. Strategi belajar apapun yang ditempuh guru akan menjadi tidak efektif jika tidak didukung dengan iklim dan kondisi kelas yang kondusif. Oleh karena itu guru perlu menata dan mengelola lingkungan belajar di kelas sedemikian rupa sehingga menyenangkan, aman, dan menstimulasi setiap anak agar terlibat secara maksimal dalam proses pembelajaran.
Pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar anak mampu melakukan kontrol terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya. Lingkungan belajar yang memberi kebebasan kepada anak untuk melakukan pilihan-pilihan akan mendorong anak untuk terlibat secara fisik, emosional, dan mental dalam proses belajar, dan karena itu, akan dapat memunculkan kegiatan-kegiatan yang kreatif-produktif. ltulah sebabnya, mengapa setiap anak perlu diberi kebebasan untuk melakukan pilihan-pilihan sesuai dengan apa yang mampu dan mau dilakukannya.
Pengelolaan kelas yang baik, dapat dilakukan dengan enam cara sebagai berikut;
a.      Penciptaan lingkungan fisik kelas yang kondusif
b.      Penataan ruang belajar sebagai sentra belajar
c.       Penciptaan atmosfir belajar yang kondusif
d.      Penetapan strategi pembelajaran dan
e.       Pemanfaatan media dan sumber belajar
f.       Penilaian hasil belajar.
Lingkungan sistem pembelajaran meliputi berbagai hal yang dapat memperlancar proses belajar mengajar dikelas seperti: Kompetensi dan kreativitas guru dalam mengembangkan materi pembelajaran, penggunaan metode dan strategi belajar yang bervariasi, pengaturan waktu dalam proses belajar mengajar dan pengunaan media dan sumber pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta penentuan evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Keselurahan aspek yang dijelaskan di atas didesain sedemikian rupa dalam proses pembelajaran
   C.    Kondisi Yang Mempengaruhi Iklim Belajar
Yang menjadi penekanan dalam penciptaan atmosfir belajar yang kondusif adalah penciptaan suasana pembelajaran adalah:
a.       Menyenangkan dan mengasyikkan
Menyenangkan dan mengasyikkan terkait dengan aspek afektif perasaan. Guru harus berani mengubah iklim dari suka ke bisa. Guru hendaknya dapat mengundang dan mencelupkan siswa pada suatu kondisi pembelajaran yang disukai dan menantang siswa untuk berkreasi secara aktif. Rancangan pembelajaran terpadu dengan materi pembelajaran yang kontekstual harus dikembangkan secara terus menerus dengan baik oleh guru. Untuk keperluan itu guru-guru dilatih:
1)      Bersikap ramah
2)      Membiasakan diri selalu tersenyum
3)      Berkomunikasi dengan santun dan patut
4)      Adil terhadap semua siswa
5)      Senantiasa sabar menghadapi berbagai ulah dan perilaku siswanya.
6)      Menciptakan kegiatan belajar yang kreatif melalui tema-tema yang menarik yang dekat dengan kehidupan siswa.
b.      Mencerdaskan dan menguatkan
Mencerdaskan bukan hanya terkait dengan aspek kognitif, melainkan juga dengan kecerdasan majemuk (multiple intelligence). Tidak kalah pentingnya adalah bagaimana guru dapat mengalirkan pendidikan normatif ke dalam mata pelajaran sehingga menjadi adaptif dalam keseharian anak. Inilah yang merupakan tujuan utama dari fundamen pendidikan kecakapan hidup (life skill). Oleh karena itu, guru dilatih:
1)      Memilih tema-tema yang dapat mengajak anak bukan hanya sekedar berpikir, melainkan juga dapat merasa dan bertindak untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
2)      Teknik-teknik penciptaan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran, karena jika anak senang dan asyik, tentu saja bukan hanya kecerdasan yang diperoleh, melainkan juga mekarnya “kepribadian anak” yang menguatkan mereka sebagai pembelajar.
3)      Memberikan pemahaman yang cukup akan pentingnya memberikan keleluasaan bagi siswa dalam proses pembelajaran.
4)      Jangan terlalu banyak aturan yang dibuat oleh guru dan harus ditaati oleh anak akan menyebabkan anak-anak selalu diliputi rasa takut dan sekaligus diselimuti rasa bersalah.
Beberapa praktik penciptaan atmosfir belajar yang baik (good practice) dikemukakan berikut ini:
1)      Sebelum memulai pelajaran, dengan sikap yang ramah dan penuh senyuman guru menyapa beberapa orang siswa dan menanyakan mengenai keadaan dan kesiapan masing-masing siswa untuk belajar. Bahkan ada guru yang membuka pelajaran diawali dengan nyanyian pendek dan selanjutnya menugaskan seseorang siswa melanjutkan lagu tersebut.
2)      Di awal pelajaran, guru membiasakan siswa untuk berdoa secara bersama agar Tuhan senantiasa memberikan kesehatan dan kemudahan dalam memahami pelajaran. Selanjutnya, guru juga tidak lupa memberikan pencerahan-pencerahan rohani kepada para siswa agar mereka senantiasa saling menghormati dan menghargai, kejujuran dan tanggung jawab bagi setiap tugas yang diberikan.
3)      Selama proses pembelajaran berlangsung, guru senantiasa mengembangkan bentuk komunikasi yang efektif, agar siswa dapat bertanya atau mengemukakan pendapat dalam suasana yang menyenangkan dan merasa tidak tertekan, tidak takut atau merasa bersalah.


















Daftar Rujukan
Crow  D.  Leatar  &  Crow,  AlicePsikologi  Pendidikan.Yogyakarta:  Nur  Cahya, 1989.
Dimyati dan Mudjiono.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta, 2006.Djaali,
H.Psikologi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Djamarah,Syaiful Bahri.Strategi Belajar-Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Gable, Robert K.  Instrumen Development in Affective Domain.Boston: Kluwer.Gates, Arthur
J. et.  al. Educational  Psychology.New  York:  The  MacMillan Company, 1954.

18 komentar:

  1. Bagus sekali materinya dan sangat bermanfaat

    BalasHapus
  2. Materinya bagus, dan bermanfaat bagi pendidik.

    BalasHapus
  3. Materinya bagus, dan bermanfaat bagi pendidik.

    BalasHapus
  4. Bagaimana cara seorang guru dalam meningkatkan motivasi siswa yang kurang aktif dalam proses belajar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar mungkin meliputi, memakai teknik pembelajaran yang inovatif, guru menyampaikan tujuan belajar, sebelum mulai pelajaran, guru memahami bahwa motivasi menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Selain itu, guru juga harus mempunyai cara-cara belajar yang tepat untuk memotivasi peserta didik.

      Hapus
  5. hmm baguss yaaa sangat bagus lh kak gak ada hambatnya lgi nih

    BalasHapus
  6. Materinya sangat bermanfaat sekali 👍

    BalasHapus